REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tidak hanya berkisah soal semangat berbagi, menu-menu buka puasa di Masjid Nabawi pun patut dicicipi. Mulai dari kurma, kopi Arab, teh, sampai nasi berminyak dengan secuil daging khas Arab.
“Yang wajib ada biasanya kurma sukari. Itu jenis kurma dari daerah Qasim, sebelah timur Madinah, yang sangat digemari. Apalagi musim panas seperti ini waktunya panen kurma,” kisah Azzam Mushoffa, mahasiswa Indonesia di Madinah, Ahad (21/6).
Menurut Azzam, rasa manis dari kurma ini sangat pas. Tidak terlalu manis, juga tidak terlalu legit. Jadi, orang yang makan kurma ini tidak akan merasa eneg dengan rasanya. Kurma ini biasanya dipadukan dengan kopi Arab yang rasanya pahit.
“Rasanya pas saat keduanya dimakan bersamaan, menghasilkan sensasi rasa yang tidak bisa dijelaskan. Intinya, patut dicoba,” ucap pemuda asal Lamongan, Jawa Timur ini. Azzam sudah dua kali melewatkan Ramadhan di tanah hijrah Sang Nabi.
Selain itu, ada menu lain berupa sejenis roti-rotian gandum yang bisa dimakan langsung atau dicolek dengan yogurt atau semacam bubuk khusus. Minumannya biasa mengambil air zam zam yang memang disediakan di masjid Nabawi, selain juga ada teh yang sudah dicampur dengan daun mint.
Ramadhan seperti ini, lanjut Azzam, para muhsinin tidak hanya menyediakan beraneka kudapan, melainkan juga nasi kotak. ”Menu nasi kotaknya yang biasa kita temukan adalah nasi berminyak khas Timur Tengah plus sepotong daging ayam,” kata Azzam.
Jamaah tidak perlu takut kehabisan menu pembatal puasa. Selepas sholat maghrib pun, jamaah masih bisa mendapati para muhsinin membagi-bagikan kotak nasi di jalanan, bahkan sampai ada yang membawa kontainer. Menurut Azzam, itu hal paling mengagumkan yang pernah ia lihat.