Dua Makna Khusyuk (1)

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko

Ahad 21 Jun 2015 15:13 WIB

Seorang perempuan tengah khusyuk berdoa usai melaksanakan ibadah Shalat Dzuhur di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (23/7). (Agung Supriyanto/Republika) Seorang perempuan tengah khusyuk berdoa usai melaksanakan ibadah Shalat Dzuhur di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (23/7). (Agung Supriyanto/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khusyuk bukan hanya monopoli ahli ibadah. Khusyuk juga bisa dimiliki oleh para pengusaha, pegawai, atau orang-orang kebanyakan. Bagi Puspo Wardoyo, pemilik Ayam Bakar Wong Solo, khusyuk berarti melandasi setiap aktivitas bisnis dengan nilai-nilai agama.

“Khusyuk adalah konsentrasi. Maknanya ada dua, yaitu khusyuk kepada Allah dalam shalat dan khusyuk di luar shalat. Khusyuk di luar shalat itu akibat dari khusyuk di dalam shalat,” kata Puspo Wardoyo kepada ROL, Ahad (21/6).

Menurutnya, shalat atau puasa hanya alat untuk mencapai tujuan. Tujuannya mencapai derajat taqwa. Ia menyitir surah Al Mu’minun ayat 1-6. Khusyuk dalam surah tersebut, menurut Puspo Wardoyo, harus diiringi dengan perilaku menjaga diri dari segala perbuatan yang sia-sia, menunaikan zakat, dan menjaga kemaluan.

Ia menambahkan, orang yang khusyuk di dalam shalat juga harus khusyuk di luar shalat. Khusyuk sebenarnya menemukan makna lebih luas dalam dimensi sosial. Akan sia-sia shalat seperti apapun khusyuknya, jika dia tidak punya kepedulian sosial pada orang lain.

“Ramadhan ini momentum untuk meningkatkan kekhusyukan. Puasa dan shalat adalah alat. Alat itu harus terus diasah, supaya tujuannya tercapai. Ramadhan ini saat untuk semakin giat mengasah alat itu,” kata Puspo Wardoyo. 

Terpopuler