Ramadhan, Bulan Solidaritas

Rep: c26/ Red: Damanhuri Zuhri

Ahad 21 Jun 2015 05:03 WIB

Berbagi dengan anak yatim (ilustrasi). Foto: Antara/ Feny Selly Berbagi dengan anak yatim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar bidang Alquran dan Sunnah dari Universitas Islam Internasional Malaysia, Israr Ahmad Khan, mengungkapkan Ramadhan merupakan bulan solidaritas. Ia menyebutkan ibadah puasa yang terdapat di bulan Ramadhan, bukan hanya menahan lapar dan haus.

Israr menjelaskan Alquran adalah garis kehidupan yang paling tepat bagi manusia. Kitab suci umat Muslim ini menyebutkan puasa menjadi cara mengerti pikiran orang lain.

''Ramadhan adalah waktu bagi kita untuk berhubungan dengan umat manusia. Ini sebagai bentuk upaya untuk menjembatani kesenjangan. Tak hanya kepada Muslim juga pemeluk agama lain,'' jelas Israr seperti dilansir dari The Star, Ahad (21/6).

Lebih lanjut Israr Ahmad Khan mengungkapkan, Alquran mengajarkan umat Muslim untuk tidak memeningkan diri sendiri. "Alquran mengajarkan kita untuk tidak menjadi egois. Bantuan harus diperluas, tak hanya buat Muslim juga non-Muslim," kata Israr mengingatkan.

Israr menyebutkan, Ramadhan merupakan bulan kerendahan hati dan mengusir kebodohan. Menurut Israr, banyak orang tidak mengakui kesombongan mereka.

Sebagai contoh, arogansi dapat tercermin ketika seseorang memiliki rasa lebih kaya daripada yang lain. ''Ramadan berfungsi sebagai waktu yang baik bagi seseorang untuk belajar merasa rendah hati,'' jelasnya.

Israr juga mengatakan, Ramadhan dapat digunakan untuk melatih diri menjadi orang yang ideal seperti yang dijelaskan Alquran.

Hal ini dapat mencakup berpartisipasi dalam program Ramadhan bahkan jika salah satu tidak dapat berpuasa maka mereka memiliki konsekuensi seperti membayar fidyah dan memberi makan orang miskin.

Terpopuler