'Ketika Setan Dibelenggu'

Rep: C38/ Red: Bayu Hermawan

Sabtu 20 Jun 2015 20:02 WIB

Sejumlah umat muslim menunaikan ibadah shalat Jumat pertama pada bulan suci Ramadhan 1436 H di Masjid At-Tin, Jakarta, Jumat (19/6).  (Republika/Prayogi) Sejumlah umat muslim menunaikan ibadah shalat Jumat pertama pada bulan suci Ramadhan 1436 H di Masjid At-Tin, Jakarta, Jumat (19/6). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan begitu penuh kemuliaan. Jalan kebaikan dihamparkan, sampai-sampai Rasulullah mengibaratkan setan pun dibelenggu.

"Kebaikan yang ada di bulan Ramadhan itu mestinya tidak dihalangi oleh apapun. Semua kondisi memudahkan untuk manusia berbuat kebaikan," kata Ustaz Setiawan bin Lahuri dari PP Modern Gontor Ponorogo kepada Republika.

Ia menjelaskan, makna setan dibelenggu itu lebih kepada substansi. Rasulullah bersabda, apabila datang bulan Ramadhan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.

Maka, Ramadhan adalah kesempatan untuk mendulang kebaikan sebanyak-banyaknya. Pintu kebaikan dibuka lebar-lebar, sampai setingkat setan pun diibaratkan dibelenggu untuk tidak mengganggu manusia.

Meski demikian, menurutnya, tetap saja dalam bulan Ramadhan ada maksiat karena manusia selalu dihadapkan pada dua pilihan untuk berbuat yang baik atau yang buruk.

"Tapi pilihan untuk berbuat baik telah didukung oleh kondisi bulan Ramadhan yang penuh berkah. Yang buruk, mestinya dia bisa meminimalisir karena semua sarana untuk keburukan telah ditutup atau dikurangi," jelasnya.

Terpopuler