Pengungsi Suriah Rasakan Damai Ramadhan di Turki

Rep: C07/ Red: Ilham

Sabtu 20 Jun 2015 17:08 WIB

Pengungsi Suriah Foto: AP Pengungsi Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sudah lima kali ribuan pengungsi Suriah merasakan Ramadhan di Turki. Dengan sukacita para pengungsi tersebut menyambut bulan Ramadhan dengan menelan kepahitan menyaksikan kekacauan di negara mereka.

Seorang pengungsi dari Suriah, Sevsen Cerat (35) mengatakan, selama di pengungsian ia merindukan nikmatinya makan malam berbuka puasa bersama keluarganya di Suriah.

"Biasanya, kami makan bersama dalam satu meja, rumah ibu saya akan dijadikan tempat berbuka puasa di hari pertama," kata Cerat, sembari mengingat kenangan tersebut kepada Anadolu Agency, Jumat (19/6).

Sambil meneteskan air matanya, ia menceritakan saat ini ia hidup di pengungsian dan jauh dari ibunya, saudara dan suaminya. Perempuan paruh baya itu mengaku sangat sedih setelah dirinya dipaksa meninggalkan rumahnya di Suriah dan ikut bergabung dengan jutaan pengungsi di Turki. Pada tahun 2012, ia bersama keempat anaknya melarikan diri dari ibukota Suriah di Damaskus. Tahun ini adalah Ramadhan ketiganya di pengungsian Suleyman Shah.

Pengungsi lainnya, Halsa Tallah (53), juga sudah melewati tiga Ramdhan di Turki. Ia sangat rindu dengan suasana puasa di negaranya.  "Hal yang pasti dirindukan adalah berada di tanah air kita dan di rumah kita selama bulan Ramadhan," kata dia.

Namun, sambung dia, saat ini ia bersyukur kepada Tuhan karena bisa menghabiskan Ramadhan yang damai di Turki. "Di Suriah, saudara saya tewas dalam pemboman di Deir ez-Zor. Anak keponakan saya dan adik juga tewas. Hal ini tidak mungkin untuk menghapusnya dari ingatan kami dengan mudah," ucapnya.

Pengungsi lainnya, Halil al-Muslim merasa cukup baik bisa berada di Turki pada Ramadhan kali ini setelah pada tahun lalu melarikan diri Suriah Deir ez-Zor. "Saya merasa lebih baik dari hari-hari yang saya lalui selama empat tahun terakhir di Suriah," ungkapnya.

Adapun di hari pertama Ramadhan, para wanita di tempat penanmpungan  menyiapkan empat jenis makanan, seperti sup kacang lentil, pilaf dengan daging ayam, salad dan kibbeh. Meskipun kondisi menyedihkan, para pengungsi Suriah di Turki bersyukur bisa menghabiskan Ramadan dengan damai.

Seorang pejabat Akomodasi Fasilitas di Suleyman Shah, Mehmet Dikec menyatakan, dalam mendirikan barak pengungsian mereka juga berusaha membuat nyaman para pengungsi. "Kami berusaha agar mereka seperti berada di Suriah, di rumah mereka," ujarnya.

Menurut angka dari PBB, lebih dari 211 ribu orang telah tewas di Suriah sejak konflik antara rezim Bashar al-Assad dan oposisi pasukan dimulai pada awal tahun 2011. Lebanon, Turki, Yordania, dan Irak telah menjadi tempat pengungsian dari tiga juta warga Suriah sejak konflik dimulai pada tahun 2011. Bahkan, krisis pengungsi telah menjadi yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Jumlah anak-anak pengungsi di dalam wilayah Suriah terus meningkat menjadi hampir 3 juta dari 920 ribu pada tahun lalu. Sementara itu, UNICEF mengatakan, jumlah pengungsi anak telah bertambah menjadi 1,2 juta dari 260 ribu sejak tahun lalu. Sebanyak 425 ribu diantaranya masih berusia di bawah lima tahun.

Terpopuler