REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjadikan 'kraca' atau keong sawah sebagai hidangan khas untuk berbuka puasa.
"Rasanya tak lengkap kalau berbuka puasa tanpa menikmati kraca. karena itu, saya datang membeli kraca," kata Wawan (38), warga Kelurahan Arcawinangun, saat ditemui Antara seperti dirangkum dari Pusat Data Republika.
Wawan saat itu mendatangi rumah pedagang kraca, Kampung Kauman Lama, Kecamatan Purwokerto Timur. Dia mengatakan kraca yang telah diolah memiliki aroma khas rempah-rempah sehingga mengundang selera untuk mencicipinya.
Masakan kraca sebenarnya banyak dijual tidak hanya saat bulan Ramadhan. Akan tetapi, kata dia, makanan ini justru menjadi hidangan favorit saat berbuka puasa Ramadhan.
"Makanya, setiap menjelang berbuka puasa, banyak orang rela antre untuk sekadar membeli kraca,'' katanya. ''Untuk itu, saya lebih baik datang ke rumah pengolahnya dari pada tidak bisa mendapatkan kraca.''
Seorang pedagang kraca di Kampung Kauman Lama, Kamlani (52), mengaku berjualan kraca setiap hari. Tetapi, ketika bulan Ramadhan, masakan ini menjadi hidangan favorit untuk berbuka puasa. Bahkan, kata dia, omzet penjualan kraca selama bulan Ramadhan bisa meningkat hingga lima kali lipat jika dibanding hari biasa.
"Biasanya saya hanya mampu menjual kraca sebanyak 10-15 kilogram per hari, tetapi saat bulan Ramadhan bisa mencapai 100-150 kilogram per hari," kata dia yang telah berjualan kraca sejak 1995. Menurut dia, meningkatnya permintaan kraca olahan ini juga memengaruhi peningkatan harga jual kraca mentah dari petani pencari keong sawah.