REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang sudah pasti sadar betul terhadap pilihan hidup yang diambilnya. Konsekuensi akan selalu mengiringi. Entah itu menyenangkan maupun tidak.
Sebagai seorang atlet, Memo, atlet rowing kepunyaan Indonesia, menyadari hal itu. Latihan keras dengan durasi yang tidak sedikit harus dilakukan. Tentu demi hasil terbaik dalam perlombaan.
Seusai meraih emas pada SEA Games 2015 Singapura di nomor single sculls 500 meter dan 1.000 meter, Memo harus kembali berlatih. Tidak di Cileunca, Pengalengan, Jawa Barat, tempatnya biasa mengasah kemampuan. Melainkan di Belanda, negeri Kincir Angin.
Apa pasal? Di negeri asal pelatih kepala Rowing Boudewijn Van Opstal itulah, Memo bersama sejumlah rekan akan mempersiapkan diri menghadapi kejuaraan dunia rowing di Aiguebelette, Prancis. Kejuaraan yang digelar 30 Agustus sampai 6 September 2015 merupakan syarat lolos ke Olimpiade 2016 Brasil. Memo dan kawan-kawan telah berangkat pada Senin (15/6).
Imbasnya, Memo harus berpuasa di Belanda dengan durasi sekira 17 jam, jauh lebih lama ketimbang di sini yang berkisar 12-13 jam. Ditemui Republika di Marina Channel, Singapura, beberapa waktu lalu, pemuda bertinggi 193 cm ini tidak terlalu mempermasalahkannya. Terlebih, berpuasa merupakan perintah Allah SWT.
"Saya sudah pernah puasa di luar negeri," kata Memo. Sebelum ini, jelang SEA Games 2013 Myanmar, Memo pernah berpuasa di negeri Tiongkok ketika sedang mempersiapkan diri. Jika pun tidak mampu, pria asal Maluku Tengah ini menyebut mengganti di lain hari bisa menjadi solusi.