Inti Puasa Menurut Ulil

Rep: C24/ Red: Karta Raharja Ucu

Sabtu 20 Jun 2015 06:19 WIB

Dedengkot Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Absar Abdalla. Foto: Antara Dedengkot Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Absar Abdalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ‎Intelektual muda Nahdlatul Ulama, Ulil Abshar Abdalla memaknai, puasa sebagai bulan tazkiyat al-nufus, pembersihan diri, latihan spiritual dan disiplin mental serta intelektual.

Ulil yang juga menjabat sebagai Direktur Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) ini mengatakan, puasa adalah etika menahan diri. "Inti puasa adalah 'al-imsak' yang artinya adalah menahan diri. Puasa mengajarkan kepada seorang beriman the ethics of restrain, etika menahan diri," ujarnya saat berbincang dengan ROL, Jumat (19/6).

Pria yang pernah menempuh program doktoral di Universitas Boston, Massachussetts, Amerika Serikat itu menjelaskan, secara sosial etika ini sangat penting di tengah-tengah kecenderungan ekstremisme yang berlebihan.

"Saya melihat ekstremisme bukan saja dalam pemikiran keagamaan, tetapi juga gaya hidup. Over consumerism juga bentuk lain dari ekstremisme," imbuh dedengkot Jaringan Islam Liberal itu.

Baginya overkonsumerisme telah menimbulkan penggunaan sumber daya alam secara boros dan perusakan lingkungan.

Terpopuler