Larang Muslim Puasa, Al Azhar Kutuk Pemerintah Cina

Rep: C14/ Red: Ilham

Sabtu 20 Jun 2015 00:00 WIB

Universitas Al Azhar Kairo Universitas Al Azhar Kairo

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pimpinan Universitas Al Azhar, Kairo, mengecam keras pemerintah Cina yang melarang komunitas Muslim Xinjiang berpuasa di bulan Ramadhan. Dilansir dari media Lebanon, pemerintah Cina melarang para pegawai negeri, guru, dan siswa yang beragama Islam untuk berpuasa. Bahkan, semua restoran dan warung makan di wilayah Xinjiang dipaksa untuk tetap buka sehari penuh selama Ramadhan.

“Universitas Al Azhar beserta Imam Besarnya, Ahmed al-Tayeb, mengutuk keras otoritas Cina yang telah melarang kaum Muslim, terutama dari kawasan Xinjiang, berpuasa dan menjalankan ibadah selama bulan Ramadhan,” demikian pernyataan yang disampaikan pihak kampus ternama itu, seperti dikutip Daily Star, Jumat (19/6).

Lebih lanjut, pihak Universitas Al Azhar terus mendesak PBB dan seluruh badan pembela hak asasi manusia global untuk bersuara keras. Sebab, pelarangan itu jelas telah menciderai kebebasan asasi manusia.

“Al Azhar menolak keras segala bentuk penindasan yang ditujukan kepada komunitas Muslim Uighur di Cina. Penindasan terhadap hak beragama dan kebebasan personal mereka,” demikian kutipan pernyataan resmi selanjutnya.

Sebelumnya, pemerintah Cina secara resmi menyatakan, “kalangan ekstremis keagamaan” telah menyulut tensi keamanan di kawasan Xinjiang. Adapun kelompok pembela HAM di Uighur menuding, justru pemerintah Cina-lah yang telah meningkatkan tensi dengan melarang praktik ibadah kaum Muslim selama bulan Ramadhan.

Terpopuler