Tradisi Memasak Bubur Suro Selama Ramadhan

Red: Ani Nursalikah

Jumat 19 Jun 2015 14:59 WIB

Proses memasak bubur suro di Masjid Al Mahmudiyah, Palembang. Foto: adhie.staff.ub.ac.id Proses memasak bubur suro di Masjid Al Mahmudiyah, Palembang.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Tradisi memasak dan membagikan bubur Suro kepada para warga selama Ramadhan tetap berlangsung di Masjid Al Mahmudiyah atau Masjid Suro di kawasan Jalan Ki Gede Ing Suro, Palembang.

Bubur sop atau dikenal dengan sebutan bubur Suro itu setelah dimasak oleh pengurus masjid, selanjutnya dibagikan kepada warga sekitar dan pendatang secara gratis. Hal ini telah menjadi tradisi sejak masjid tersebut berdiri pada 1934.

Pembuat bubur Suro di Palembang, Kartibi, Jumat (19/6),menjelaskan masjid yang merupakan salah satu masjid tertua di Palembang ini, setiap bulan suci Ramadhan selalu membuat dan membagikan bubur Suro kepada warga sekitar dan pendatang sebagai takjil buka puasa.

Setiap hari memasak bubur dimulai pukul 14.00 WIB dengan komposisi empat kilogram beras putih dicampur satu kilogram daging sapi, satu kilogram bumbu sayur sop lalu diaduk secara terus-menerus hingga merata. Proses ini berlangsung selama dua jam.

Warga yang sebagian besar adalah anak-anak mulai berdatangan membawa mangkuk dan kantong untuk mengambil bubur sop yang dibagikan pengurus masjid.

Menurut Kartibi, selain warga sekitar, juga ada sebagian pendatang sengaja berkunjung ke Masjid Suro hanya untuk menikmati bubur.

"Saya ke sini minta bubur sop yang rasanya enak dan sudah setiap bulan Ramadhan selalu datang," kata Syahrul, warga setempat.

Menurut dia, bubur sop tersebut selain disantap di masjid setelah tanda berbuka puasa, juga bisa dibawa pulang. Selama Ramadhan, sekitar 30 hingga 50 orang jamaah bisa menyantap bubur bersama mengawali berbuka puasa.

Menurut warga sekitar, tradisi membuat dan membagikan bubur kepada warga selama bulan suci Ramadhan ini sudah menjadi tradisi secara turun-temurun sejak lama. Biaya bahan mentah menggunakan anggaran masjid dari sumbangan para jamaah dan masyarakat sekitar.

Terpopuler