REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Takjub itulah kata pertama yang terucap. Menyiapkan sajian buka puasa terutama di daerah-daerah terpencil binaan Al Azhar Peduli Ummat.
Seperti di Semokan Ruak, Desa Sukadana, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, mereka harus masuk hutan menyeberangi sungai, naik turun bukit menelusuri jalan setapak demi iftar anak-anak pedalaman.
Ketika ditanya apa hidangan khas berbuka, Anton sang ketua Sahabat Peduli Lombok mengatakan, mereka tidak memiliki hidangan khas, paling daun-daunan karena berada di tengah hutan. Daun ubi, daun kelor, dan jenis daun-daunan.
Tahun lalu kami membawakan nasi kotak berisi lauk pauk dan nasi, sirup, kolak, dan paket sembako yang disebar ke desa-desa binaan Al Azhar Peduli Ummat.
Sama seperti tahun lalu, kami mengadakan program Ramadhan berbuka puasa di desa terpencil. Layanan iftar, buka puasa serta santunan/apresiasi kepada anak yatim dhuafa, Rp 6 juta per desa, untuk 75 desa/pulau terpencil se-Indonesia.