REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Bulan puasa Ramadhan 1436 Hijriah hendaknya dimanfaatkan generasi muda untuk membangkitkan jiwa sosial karena bangsa ini membutuhkan semangat sosial, terutama dari kalangan mereka.
"Anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa diharapkan mampu memanfaatkan momentum Ramadhan ini sebagai sarana untuk membangkitkan jiwa sosial secara berkelanjutan," kata Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sapari. di Magelang, Jumat (19/6), terkait dengan makna Ramadhan 1436 Hijriah terutama untuk generasi muda.
Ia mengemukakan tentang kecenderungan generasi muda saat ini yang lebih suka membentuk kelompok atau komunitas tertentu berdasarkan kesamaan hobi. Kecenderungan pembentukan kelompok itu, katanya, perlu dikelola secara mantap untuk proses aktualisasi diri terkait dengan berbagai hal yang positif bagi perkembangan kedewasaan mereka.
"Kegiatan-kegiatan seperti buka puasa bersama dan pemberian santunan kepada kelompok masyarakat yang kurang mampu perlu dilakukan mereka melalui momentum Ramadhan ini," katanya.
Ia mengajak generasi muda untuk membuktikan kemampuan mereka melakukan berbagai kegiatan positif dan bermanfaat, serta menjadi teladan untuk kelompok masyarakat lainnya. Sapari mengemukakan ketika sejak dini, anak-anak secara rutin melakukan kegiatan sosial. Mereka setelah dewasa akan memiliki kesadaran yang kuat terhadap kepentingan bersama.
"Ketika sejak dini anak-anak muda secara rutin melakukan kegiatan yang mampu membangkitkan jiwa sosial maka diharapkan mereka akan memiliki kesadaraan terhadap pentingnya kepedulian terhadap sesama," katanya.
Selain itu, katanya, jiwa sosial yang kuat akan mencegah kenakalan remaja, sikap individual, dan mengembangkan semangat gotong-royong. Ia mengemukakan semangat gotong-royong sebagai karakter bangsa harus bisa dibuktikan oleh generasi muda dalam kehidupan sehari-hari.
Pada kesempatan itu, ia juga mengemukakan ibadah puasa Ramadhan menjadi kesempatan generasi muda untuk mempertajam kepekaan sosial.
"Dari aspek fisik, ketika manusia yang menjalankan puasa maka secara manusiawi akan merasakan lapar dan haus. Kondisi ini diharapkan memberikan dampak positif secara kolektif bagi perubahan pola pikir dan perilaku seseorang, yakni terkait dengan kepekaan sosial dalam menyikapi realitas di sekitarnya," kata Sapari.