REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberagaman keyakinan masyarakat Indonesia merupakan keunikan tersendiri di negara yang menganut asas Bhinneka Tunggal Ika.
Keberagaman tersebut bisa menjadi nilai plus jika masyaraktnya saling menjalin kerukunan dan saling menghormati antara keyakinan yang dianut.
Wakil Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pengurus Pusat Muhammadiyah Ma'mun Murod menuturkan, saat memasuki bulan Ramadhan ini baik yang menunaikan ibadah puasa ataupun tidak melakukannya, hendaknya antara mereka secara proporsional bisa saling menghormati.
"Menghormati itu kan harus proporsional, tidak bisa yang satu menghormati sedangkan yang lain tidak," ujar Ma'mun saat dihubungi Republika, Kamis (18/6).
Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta ini menjelaskan, hendaknya di saat umat Muslim menunaikan ibadah puasa, maka warung-warung makan walaupun tetap beroperasi namun tidak secara terang-terangan dan terbuka.
Bisa menutupi etalase dengan penutup, sehingga yang berpuasa tidak terganggu saat menjalankan ibadahnya. "Jangan kemudian warung secara buka-bukaan memamerkan makanan yang dijualnya, itu namanya mengganggu," kata Ma'mun mengingatkan.