Shalat Tarawih Pertama di Gaza tidak Kebagian Saf

Red: Agung Sasongko

Kamis 18 Jun 2015 18:21 WIB

Tarawih pertama di Gaza, Palestian. Foto: Abdillah Onim Tarawih pertama di Gaza, Palestian.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --  Masjid terindah di Gaza City, Masjid Yunis Abdul Aziz Al Khaldy, diabadikan dari seorang kaya dan dermawan. Beliaulah pembangun masjid yang terletak persis di pinggir bibir pantai Gaza.

Kubah masjid ini didatangkan langsung dari Turki, termasuk insinyur yang memasang kubah pun diimpor dari Turki. Kabarnya, Masjid Khaldy menghabiskan dana senilai 10-15 miliar rupiah. Pantas saja, semua dinding luar dan dalam berbahan Marmer.

Awal peletakan batu pertama pada Ramadhan 1432 H dan selesai 1434 H. Peresmian masjid dilakukan Ismail Haniyah pada bulan Ramadhan 1434 H.  Saya dan anak istri sudah meniatkan untuk melaksanakan shalat Isya dan shalat Tarawih berjamaah di masjid Al Khaldy mengejar saf awal. 

Pada satu jam sebelum Azan Isya kami menuju ke masjid, begitu tiba di lokasi sayangnya jangan saf depan, masjid Khaldy sudah dibanjiri oleh jamaah. Saya berada di saf paling belakang di halaman masjid persis berdekatan dengan pantai Mediteranean.

Memang sudah menjadi kebiasaan warga Gaza Shalat Tarawih malam pertama mengajak semua sanak keluarga, anak-anak untuk shalat berjamaah sekaligus membawa perbekalan mereka untuk makan malam bahkan sahur.

Ramadhan tahun ini kondisi Gaza tidak ada perubahan khususnya segi ekonomi, yang makin terpuruk. Takdir Allah swt, setiap tahun Gaza seakan langganan perang, kondisi sangat bervariasi.

Pada Ramadhan tahun 2008, pasca-Idul Adha Israel menggempur Gaza menewaskan lebih dari 1600 Orang, dinamakan perang Furqon.  Dua tahun berikutnya, kondisi yang sama Israel menggempur Gaza akan tetapi tidak sedahsyat tahun sebelumnya.

Pada Ramadhan tahun 2011, masih kondisi yang sama masih dalam kondisi digempur, tidak merata tetapi rutin. Ramadhan tahun 2012, kondisi Gaza tidak berubah terjadi perang antara pejuang Palestina dengan militer Zionis Israel yang berlangsung tidak lama hanya delapan hari, dinamakan perang Hajar Sijjil (batu Sijjil pada perang Fiil atau Gaja).

Pada Ramadhan tahun 2014, bagi saya dan juga menurut warga Gaza bahwa tahun 2014 ini adalah perang besar dan terdahsyat serta terlama. Awal bulan Ramadhan tahun 2014, Israel melakukan invasi atas Gaza dan menewaskan lebih dari 2.700 orang warga Gaza serta melukai lebih dari 11 ribu orang. 

Perang pun sangat lama berlangsung selama 51 hari, perang ini diberi nama 'Asfil Ma'kul. Dalam bulan Ramadhan tersebut, saya dan warga Gaza benar benar tidak aman dalam menjalankan Ibadah Shaum, diroket saat santap sahur, dibom saat berbuka puasa, masjid di bom saat kami shalat di masjid bahkan saat melaksanakan shalat Idul Fitri pun digempur.

Pada Ramadhan tahun 2015, usai perang dahsyat dan sangat lama yang berlangsung selama 51 pada bulan Juli-Agustus 2014. Dari segi ekonomi, Gaza kian terpuruk karena akses masuk ke Gaza sangat sulit. Dengan demikian, bantuan kemanusiaan pun sulit masuk ke wilayah Gaza, sudah lebih dari delapan tahun wilayah Gaza masih di bawah blokade Israel, pintu perlintasan Rafah semakin tidak jelas. Alhamdulillah kadang dibuka oleh pihak Mesir.

Saya berharap tentu sama seperti harapan warga Gaza semoga Ramadhan tahun ini kami jalani bersamaan dengan kondisi Gaza aman kondusif dan tidak ada agresi Israel, Amin

Sekaligus saling mengingatkan, membebaskan tanah Palestina khususnya Masjid Alaqsa adalah kewajiban Umat Islam di dunia. Membebaskan Palestina dan Masjid Alaqsa tidak hanya kewajiban bagi rakyat Palestina atau negara Arab, minimal dengan doa, materil maupun moril.

Pada bulan Suci nan penuh berkah insya Allah doa kita akan dikabulkan oleh Allah swt, doakan Masjid Alaqsa dan rakyat Palestina dan doakan negeri lainnya yang sedang ditimpa konflik dan bencana alam. Saling membantu tanpa harus membeda-bedakan, memilah-milah. Saling membantu landasan iman dan iklas jangan bantu tebang pilih.

Karena Allah swt pun memberi rezeki dan karunia kepada hambanya tanpa berpikir panjang dan tanpa memilih.

Karena kita ketahui bersama bahwa membebaskan Masjid Alaqsa adalah menjaga harga diri Masjid Alaqsa yang saat ini kondisinya sangat memprihatinkan karena hampir setiap hari warga Yahudi dan militer Zionis Israel rutin menodai, menyerang, menyerbu, dan mengotori Masjid Alaqsa, perlu kita ingat bahwa masjid Alaqsa adalah Kiblat pertama Umat Islam Dunia.

Pada tulisan ini saya mengambil kesempatan untuk menyampaikan kepada Umat Islam di seluruh nusantara, Selamat Menunaikan Ibadah Ramadhan 1436 H. semoga Allah swt menerima amal Ibadah Shaum kita, Amin. (Abdillah Onim, Relawan Indonesia di Gaza, Palestina)

 

Terpopuler