REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Mata merupakan bagian terpenting bagi manusia. Dengan mata, kita bisa melihat indahnya dunia. Dengan mata, kita bisa mempelajari banyak hal. Namun keberkahan mata ternyata tidak bisa dirasakan oleh seluruh manusia di bumi ini. Salah satu di antara jutaan manusia yang tidak memiliki kesempurnaan itu adalah Sennar Rusli.
Rusli, itulah nama yang acapkali digunakan sahabat-sahabatnya di Yayasan Almuthafifin untuk memanggilnya. Dia terlahir dengan mata sempurna pada 13 November 1992 lalu. Namun kesempurnaan penglihatan itu menghilang ketika dia berusia dua tahun. “Saya menjadi tunanetra sejak berusia dua tahun karena terkena penyakit,” ungkap laki-laki berbaju koko merah itu kepada ROL belum lama ini.
Hidup dengan tanpa penglihatan jelas bukan hal yang mudah untuk dilakukan Rusli. Meski tidak mudah, ini tidak berarti dia harus menyerah dengan keadaan. Anak pertama dari dua bersaudara ini memiliki semangat juang untuk menjalani kerasnya kehidupan.
Dia tidak pernah merasa malu dengan keadaannya itu. Rusli selalu percaya diri dan mensyukuri segala hal yang dimiliki pada setiap detik yang dimilikinya. Kepercayaan dirinya ini terbukti dengan terdaftarnya dia sebagai salah satu mahasiswa di Al Kahfi School, Bintaro, Tangerang Selatan dengan mengambil program Komunikasi.
Tidak hanya ilmu dunia yang dicoba untuk Rusli raih. Ilmu akhirat pun menjadi target oleh laki-laki bertubuh tinggi ini. Tekadnya untuk menguasai ilmu agama ini terlihat jelas dengan kemampuan hapalan Alqurannya. Hanya dalam waktu kurang lebih enam bulan, pria bersarung ini mampu menguasai dua juz ayat-ayat Allah SWT.
Pencapaian tersebut jelas sulit untuk dilakukan Rusli. Selain harus bisa menguasai Alquran Braile di Yayasan Almuthafifin, Rusli juga harus bisa memerangi rasa malasnya. Rusli mengaku hal tersulit saat mempelajari atau menghapal Alquran itu adalah rasa malas.