REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Panitia Ramadhan Masjid Jogokaryan Yogyakarta setiap hari menyediakan seribu porsi iftar atau menu buka buat para jamaah di masjid tersebut. Uniknya seribu porsi iftar ini tidak dihidangkan dengan kardus atau dibungkus kertas makan. Seribu porsi iftar ini disajikan dengan seribu piring setiap harinya.
"Kita memang tidak memakai dus makan atau kertas nasi. Dari dulu kita sajikan dengan piring langsung," kata Sekretaris Panitia Kampoeng Ramadhan Masjid Jogokaryan Yogyakarta, Enggar Haryo Panggalih, Kamis (18/6).
Kegiatan ramadhan di Masjid Jogokaryan Yogyakarta tahun ini dikemas dalam nama Kampoeng Ramadhan Jogokaryan. Kegiatan Ramadhan kali ini mengambil tema "syiar dakwah nusantara".
Menurut Galih (panggilan Enggar), untuk pembuatan seribu porsi iftar ini pihaknya bekerjasama dengan ibu-ibu Kampung Jogokaryan. Setiap hari ibu-ibu inilah yang memasak lauk untuk iftar sedangkan nasi dimasak panitia di sekitar masjid. "Setiap hari ibu-ibu kita beri subsidi lauk Rp 3.500 untuk satu porsi. Dan sebagian besar ibu-ibu ini memberikan tambahan dana," katanya.
Menu lauk seribu porsi ini setiap hari juga berganti-ganti dengan standar minimal telor ditambah tempe atau tahu. Untuk kebutuhan seribu porsi iftar ini panitia kata Galih membutuhkan dana Rp 154 juta selama sebulan. Kebutuhan sana itu selalu tercukupi setiap tahunnya.
"Saat ini saja dana yang terkumpul sudah Rp 56,4 juta dan beras 1,7 ton dengan 730 kilogram gula pasir," katanya.
Menurutnya seribu porsi takjil ini bukan hanya diperuntukkan bagi jamaah Masjid Jogokaryan tetapi juga musafir yang banyak datang ke masjid tersebut.
Sementara itu Krisna Yuniar, Seksi Acara Kampoeng Ramadhan Masjid Jogokaryan, mengatakan, selain seribu porsi takjil, pihaknya juga menggelar pasar sore di sepanjang Jalan Jogokaryan tersebut. Pasar sore ini menampilkan 250 stand kuliner dan berbagai usaha kecil lain masyarakat Kampung Jogokaryan.
Pasar sore ini dibuat secara resmi oleh Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti. "Bukan hanya stand kuliner tapi juga ada stand pakaian muslim dan lainnya," katanya.
Jalan Jogokaryan sendiri panjangnya hanya 500 meter namun diisi oleh 250 stand usaha. "Intinya kami berupaya mengerahkan seluruh masyarakat kampung dalam ramadhan ini termasuk melalui pasaar sore ini sebagai ajang pembelajaran usaha," katanya.
Selain pasar sore beberapa kegiatan syiar Islam juga digelar di Masjid Jogokaryan ini selama ramadhan. Kegiatan itu antara lain taraweh bersama ala Palestina dengan pembacaan surat alquran satu jus selama teraweh. Kegiatan ini digelar setipa Kamis malam.
Panitia juga menghadirkan Imam teraweh dari Palestina yaitu Syeikh Fadi Abdul Ghani Yusuf Sya labi. Acara lainnya adalah kajian romadhon dan kajian parenting.n Yulianingsih
Powered by Telkomsel BlackBerry®