REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Muslim Mahfud MD mengatakan orang yang mampu menjaga puasa, akan mencapai derajat takwa di hadapan Allah SWT.
Mahfud menyebut takwa adalah berhati-hati dalam melangkah dalam hidup agat tidak tersesat kepada hal-hal yang buruk.
"Orang yang mampu menjaga puasalah yang bisa mencapai derajat takwa," kata Mahfud, melalui akun twitter pribadinya @mohmahfudmd, Rabu (17/6).
Meski terkesan sederhana, Mahfud menyebut tidak mudah mendefinisikan takwa yang sesungguhnya. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini kemudian menceritakan sebuah dialog yang terjadi antara Umar bin Khatthab dan sahabatnya Ubay Bin Kaab.
Saat itu, kisah Mahfud, Ubay bertanya kepada Umar apa arti takwa. Umar menjawab takwa adalah berjalan di jalan yang terjal di tepi jurang. Saat ditanya Ubay apakah Umar pernah berjalan di jalan terjal seperti itu, Umar menjawab pernah.
Kemudian, sambung Mahfud, Umar memecahkan rasa penasaran Ubay dengan mengatakan takwa itu adalah menjalani hidup dengan sangat hati-hati.
"Takwa itu adalah selalu berhati-hati agar tak salah melangkah. Kalau telanjur bersalah sebagai manusia segeralah bertobat dan sportif," kata Mahfud menerangkan.
Ia kemudian mengingatkan bila pernah berbuat kesalahan segeralah mengakui dan meminta maaf. ''Jangan sekali-kali menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dibuat diri sendiri,'' kata Mahfud mengingatkan.
Menyalahkan orang lain, kata Guru Besar Universitas Islam Indonesia ini, akan semakin menambah persoalan baru yang menyulitkan posisi kita.
"Kalau bersalah, tapi tak mau mengaku salah dan malah menyalahkan orang lain, Anda akan membuat kesalahan-kesalahan baru yang makin menyulitkan," ujar Mahfud.