REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kehidupan manusia diwarnai banyak kebutuhan duniawi. Sehingga puasa seakan menjadi sebuah kawah candradimuka bagi upaya pengendalian diri terhadap tujuan duniawi.
Hingga cendekiawan Muslim M. Quraish Shihab menjelaskan, secara garis besar kebutuhan manusia dapat dikelompokkan menjadi lima kebutuhan pokok.
Pertama kebutuhan fa'ali, yakni makan, minum, dan hubungan seksual. Kedua kebutuhan ketentraman dan keamanan. Ketiga kebutuhan akan keterikatan pada kelompok. Keempat kebutuhan akan rasa penghormatan. Kelima kebutuhan akan pencapaian cita-cita.
"Dalam berpuasa, dari segi hukum, seseorang berkewajiban mengendalikan dirinya berkaitan dengan kebutuhan fa'li tersebut dalam waktu-waktu tertentu," papar M. Quraish Shihab dalam buku Membumikan Al-Quran yang dilansir Kamis (18/6).
Saat berpuasa, lanjutnya, manusia sekaligus berusaha mengembangkan potensinya agar
mampu membentuk dirinya sesuai dengan "peta" Tuhan dengan jalan mencontoh Allah SWT dalam sifat-sifat-Nya.
Peta Tuhan dalam artian, manusia diberi potensi untuk memiliki sifat-sifat Tuhan sesuai dengan kemampuannya serta konteks sebagai makhluk-Nya.
Quraish Shihab pun mengutip hadist, "Karena itu, Rasullullah SAW bersabda, berakhlaklah (bersifatlah) kamu sekalian dengan sifat-sifat Tuhan," jelasnya.
Lima kebutuhan manusia yang telah disebutkan di atas akan mendesaknya secara berurutan.
Kebutuhan kedua tidak akan mendesak sebelum kebutuhan pertama terpenuhi. Bahkan seseorang dapat mengorbankan kebutuhan berikutnya bila kebutuhan sebelumnya belum terpenuhi.
Quraish Shihab menambahkan, sebaliknnya seseorang yang mampu mengendalikan dirinya dalam kebutuhan pertama, akan dengan mudah mengendalikan kebutuhan-kebutuhannya yang berada pada posisi berikutnya.
"Puasa dengan aneka ragam tujuan dan bentuk tersebut dihimpun oleh satu esensi, yaitu pengendalian diri," ungkapnya.