Warga Lampung Ramai-Ramai Menyetok Rendang

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 17 Jun 2015 17:24 WIB

Memasak rendang. Foto: Antara Memasak rendang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sudah menjadi tradisi tahunan memasuki awal bulan suci Ramadhan, umat Muslim di Lampung berburu daging sapi di pasar dan di pinggir jalan. Lapak-lapak penjualan daging sapi segar ini bermunculan di berbagai tempat, sehari sebelum hari pertama shaum sejak Subuh hingga petang hari.

Para ibu-ibu rumah tangga, setelah ada pengumuman dari pemerintah awal Ramadhan 1436 H jatuh pada Kamis (18/6), mulai berbelanja daging sapi segar yang baru disembelih, Rabu (17/6). Harga daging sapi pun melonjak tajam mencapai Rp 110 ribu per kg. Biasanya, harga daging sapi ini hanya berkisar di bawah Rp 100 ribu per kg.

Daging-daging ini mereka gunakan untuk dijadikan lauk pauk yang tahan dan awet untuk dinikmati pada saat sahur dan berbuka puasa.

"Biasanya, daging-daging ini dibuat rendang atau balado. Soalnya bisa tahan lama dan awet sampai beberapa hari, untuk disantap terutama saat sahur," kata Ida Wati, warga Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, Rabu (17/6).

Tradisi membuat rendang dan balado ini sudah turun-temurun dalam keluarganya setiap memasuki awal puasa. Bahkan, selain daging sapi, ia juga menyetok ayam untuk dinikmati saat berbuka puasa.

Sedangkan Uun, warga Kemiling, juga tak ketinggalan membeli daging sapi untuk membuat rendang. Meski mahal harganya, ia pun menyisakan uang belanja untuk sekedar untuk menyetok rendang buat santap sahur.

"Kalau menjelang puasa sudah biasa menyetok rendang, karena banyak yang tidak jualan hari-hari pertama puasa," kata ibu empat anak ini.

Para penjual daging sapi segar ini meraup rejeki awal Ramadhan. Harga yang ditawarkan kepada pembeli daging berkisar Rp 100 ribu sampai Rp 110 ribu per kg. Harga bergantung dengan kondisi dagingnya.

 

Terpopuler