ICMI Harap Idul Fitri Juga Dirayakan Secara Bersamaan

Red: Bilal Ramadhan

Rabu 17 Jun 2015 15:36 WIB

Umat Islam mengikuti Shalat Idul Fitri di Jalan Matraman, Jakarta Timur, Senin (28/7). Foto: Republika/Raisan Al Farisi/ca Umat Islam mengikuti Shalat Idul Fitri di Jalan Matraman, Jakarta Timur, Senin (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Nanat Fatah Natsir berharap umat Islam di Indonesia juga bisa merayakan Idul Fitri 1436 H secara berbarengan, sebagaimana awal Ramadhan yang tidak ada perbedaan.

"Hal ini merupakan satu hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam di Indonesia. Awal puasa bersamaan, hari rayanya juga berbarengan," kata Nanat Fatah Natsir melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu (17/6).

Mantan rektor UIN Bandung itu juga mengapresiasi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang telah menggelar sidang isbat bersama perwakilan organisasi-organisasi kemasyarakatan Islam yang telah menyepakati 1 Ramadhan sebagai awal puasa jatuh pada Kamis (18/6).

"Selamat kepada Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang telah sukses bersama umat Islam menentukan awal puasa bersama-sama," tuturnya.

Pemerintah secara resmi menetapkan 1 Ramadhan 1436 H jatuh pada Kamis, 18 Juni 2015. Dengan begitu, tidak ada perbedaan awal puasa dengan salah satu ormas Islam yang beberapa kali tidak sama dengan pemerintah, yaitu Muhammadiyah.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan awal Ramadhan 1436 Hijriah/2015 Masehi tidak ada perbedaan karena fenomena alam. "Kita sama karena fenomena alam, keberadaan hilal (bulan) itu sendiri. Ini karunia Allah yang meletakkan posisi hilal sedemikian rupa sehingga Ramadhan di Indonesia bisa bersamaan," kata Lukman saat jumpa pers seusai sidang isbat di Jakarta, Selasa (16/6) malam.

Lukman mengatakan pihaknya sangat bersyukur dengan karunia itu. Selanjutnya, Kemenag bersama ormas Islam dan ahli astronomi akan terus berupaya dalam menyamakan cara pandang dalam memandang hilal.

Hilal sendiri sangat menentukan waktu ibadah bagi umat Islam sehingga keberadaannya sangat penting. Dengan melihat atau menghitung posisi hilal ini dapat ditentukan waktu shalat, awal dan akhir puasa dan ibadah lainnya yang merujuk pada waktu peredaran bulan.

Terpopuler