REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan juga sering disebut bulan madrasah atau bulan tarbiyah.
Menurut Ustadz Erick Yusuf, disebut bulan madrasah atau bulan Tarbiyah karena saat Ramadhan orang banyak belajar yang kurikulumnya datang langsung dari Allah SWT. Salah satu pelajaran yang bisa didapat adalah pelajaran fisik.
“Saat puasa kan kita menahan lapar dan haus. Yang lebih pentingnya adalah mengatur waktu makan yang pengaruhnya bisa langsung kita rasakan yakni berupa kesehatan. Saat puasa kan apa yang kita makan pun diatur karena takut sakit, terus nggak kuat puasanya,” kata Kang Erick kepada Republika, Rabu (17/6).
Pelajaran lain yang bisa didapatkan adalah pelajaran mengendalikan kemarahan. Sebab, biar bagaimana pun orang yang melaksanakan ibadah puasa akan takut kehilangan pahala puasanya karena marah atau memaki orang.
Kang Erick melanjutkan, pelajaran selanjutnya adalah belajar bersilaturahim. Pelajaran tersebut bisa didapat ketika kita menjalankan buka bersama atau pun saat shalat Tarawih bahkan saat makan sahur.
Pelajaran lainnya, bisa meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan pekerjaan. Salah satu bukti nyata adalah meluangkan waktu untuk mendengarkan ceramah keagamaan.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas mengatakan, Ramadhan dijuluki bulan madrasah karena benyaknya kegiatan taklim yang dilakukan di madrasah-madrasah atau mesjid-mesjid sepanjang bulan tersebut.
Kegiatan yang diisi dengan beragam kebaikan itu, tak lepas dari momentum yang tidak ingin dilewatkan oleh setiap umat muslim.
“Maksud bulan madrasah itu, di Indonesia khususnya, orang-orang muslim kan banyak melakukan kegiatan di mesjid-mesjid atau madrasah-madrasah setiap harinya. Entah itu habis shalat Subuh, shalat Isya atau waktu-waktu lainnya,” kata dia.