REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ramadhan adalah momentum yang tepat untuk mendidik diri agar menjadi pribadi yang bertakwa. Derajat ketakwaan itu dapat diperoleh asalkan kita melaksanakan ibadah puasa dengan penuh kesungguhan.
“Ramadhan sebagai madrasah itu dapat dimaknai dua hal. Pertama, pengajaran. Kedua, pendidikan. Saya lebih melihat Ramadhan sebagai momentum pendidikan, bulan untuk mendidik diri agar menjadi orang yang bertakwa,” kata Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia KH Athian Ali, kepada Republika, Rabu (17/6).
Athian melanjutkan, sebagaimana dijelaskan Allah dalam surah Al Baqarah ayat 183, “Wahai orang-orang yang beriman...” Umat yang diseru oleh Allah untuk berpuasa adalah orang-orang yang beriman. Ia mengibaratkan Ramadhan sebagai masa pelatihan bagi umat Islam. Barang siapa yang lulus masa tersebut, dia akan mencapai derajat ketakwaan.
Masa training itu dilakoni umat Islam melalui shaum Ramadhan, tarawih, shalat sunnah, tadarus Alquran, membaca buku-buku keagamaan. Karenanya, ia menyarankan sesibuk apapun pekerjaan seorang Muslim, hendaknya tetap menyisihkan waktu untuk beribadah dan membaca Alquran.
Yang dimaksud dengan ibadah puasa, tambah Athian, juga bukan sekedar menahan lapar dan haus. “Puasa itu tidak sekedar menahan lapar dan haus sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Kalau hanya seperti itu, anak umur 10 tahun juga sudah bisa,” kata Athian.
Hakikat puasa adalah mengendalikan berbagai hawa nafsu dari perbuatan yang membatalkan puasa ataupun yang dilarang oleh Allah. Termasuk, nafsu untuk marah, berkata-kata kotor, menggunjing, korupsi, dan lain-lain.
“Apabila seorang Muslim bisa memanfaatkan Ramadhan sebagai masa pendidikan secara optimal, melalui berbagai hal yang disunnahkan saat Ramadhan, insya Allah dia akan keluar sebagai pemenang di waktu Syawal,” kata lulusan Al Azhar, Kairo ini.
Athian menambahkan, hadits yang membahas tentang perintah atau keutamaan untuk menuntut ilmu pada bulan Ramadhan tidak ada. Akan tetapi, keutamaan menuntut ilmu secara umum sangat besar. Allah memuliakan orang berilmu beberapa derajat di atas yang lain.
“Ibadah itu tidak hanya shalat atau tarawih. Ibu-ibu yang sedang berhalangan saat Ramadhan, juga tetap bisa meraih keutamaan Ramadhan. Misalnya, dengan mendidik anak atau menyiapkan makanan untuk keluarga. Setiap Muslim memiliki kemampuan masing-masing, maksimalkan setiap perbuatan yang bernilai ibadah di bulan Ramadhan,” jelas Athian.