Syarat Agar Pengidap HIV/AIDS Boleh Berpuasa

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Indah Wulandari

Rabu 17 Jun 2015 09:24 WIB

Obat antiretroviral (ARV) salah satu andalan garis depan dalam pengobatan terhadap HIV/AIDS kini mulai berkurang kemampuannya setelah HIV menunjukkan tanda-tanda mutasi hingga mengalami kekebalan terhadap obat tersebut. Obat antiretroviral (ARV) salah satu andalan garis depan dalam pengobatan terhadap HIV/AIDS kini mulai berkurang kemampuannya setelah HIV menunjukkan tanda-tanda mutasi hingga mengalami kekebalan terhadap obat tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ibadah puasa tak menghalangi bagi orang yang mengidap HIV/AIDS (ODHA). Asalkan mereka minum obat imun ARV teratur dan rutin, tidak ada infeksi aktif,  seperti tuberkulosis,  tidak diare, mual, dan muntah hebat boleh berpuasa.

“Bagi pasien HIV/AIDS yang akan menjalani ibadah puasa, jika mungkin jumlah sel limfosit darah putih (CD4) di atas 200 dan secara klinis baik,” jelas Kepala Poliklinik Edelweis RSUP Dr Sardjito Mohamad Zaenal Abidin, Rabu (17/6).

Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD 4 semakin lama akan semakin menurun.

Jika CD4 berkurang, ulas Abidin, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh manusia.

Maka, untuk menjaga tingkat CD4, ia menyarankan ODHA minum ARV hanya sekali dilakukan saat sahur dan bagi yang minumnya dua kali saat sahur sebelum subuh dan saat berbuka puasa.

Lebih lanjut, Abidin mengungkapkan problem klasik pada ODHA terkait kepatuhan dalam minum obat. Hal-hal yang mempengaruhi kepatuhan minum obat adalah bosan, efek samping obat, merasa sudah sehat.

Terpopuler