Hayyi: Kecintaan Saya Pada Alquran Karena Nasibat Ibunda (1)

Rep: c13/ Red: Agung Sasongko

Rabu 17 Jun 2015 05:41 WIB

 Guru mengaji Khairil Anwar (kiri) mengajarkan bacaan ayat suci Al Quran kepada para tuna netra dengan menggunakan huruf braille saat menggelar tadarusan di Medan, Sumut, Kamis (3/7).    (Antara/Septianda Perdana) Guru mengaji Khairil Anwar (kiri) mengajarkan bacaan ayat suci Al Quran kepada para tuna netra dengan menggunakan huruf braille saat menggelar tadarusan di Medan, Sumut, Kamis (3/7). (Antara/Septianda Perdana)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Matahari mulai menunjukkan kekuasaannya. Cahayanya yang panas mulai menyelimuti siang hari kala itu. Meski panas, sekelompok orang tampaknya tidak terlalu peduli dengan cuaca panas di terik matahari itu.

Yayasan Tunanetra Almuthafifin tampak cukup ramai. Di gedung sederhana berwarna hijau dan putih itu terlihat banyak orang yang berlalu lalang. Sebagian di antara mereka merupakan masyarakat normal pada umumnya. Sedangkan sebagian lagi merupakan para hamba Allah SWT yang tidak memiliki kesempurnaan dalam penglihatannya.

Di salah satu ruang terdapat sekumpulan orang yang sedang membacakan lantunan ayat. Mereka begitu fasih membacakan ayat-ayat Allah SWT walau mata mereka tidaklah normal. Mereka melakukannya dengan menggunakan Alquran Braile.   

Di antara mereka, tampaklah seorang pria berusia 37 tahun. Pria yang berbaju koko dan peci putih itu terlihat begitu fasih membacakan ayat Allah SWT.

Abdul Hayyi, begitulah nama yang diberikan kedua orang tua dari laki-laki bercelana hitam kotak-kotak itu. Dia dilahirkan ke dunia ini sebagai manusia dengan penglihatan normal pada umumnya. Namun penglihatan itu tidak bisa berlangsung lama menemani kehidupannya. Penglihatannya harus terenggut saat pria yang lahir pada 6 Januari ini berusia tiga bulan.

“Itu setelah saya mengalami sakit panas,” kata pria yang memiliki tiga anak ini.

Pria yang biasa disapa Hayyi ini  tidak mengetahui bentuk bumi dan kehidupan di sekitarnya sedikit pun. Ini terjadi mengingat anugerah penglihatannya harus Allah SWT kembalikan pada saat  bayi.

Meski tidak memiliki penglihatan normal, Hayyi mengaku tidak menyerah untuk menjalani hidup. Bahkan, ketiadaan penglihatannya itu tidak menjadikannya kufur atas nikmat Allah SWT. Dia selalu mensyukuri setiap rahmat dan anugerah Allah SWT berikan. 

 

Terpopuler