Suhu Udara dan Durasi Tantangan Berpuasa Umat Islam di Timur Tengah

Rep: c28/ Red: Agung Sasongko

Rabu 17 Jun 2015 03:59 WIB

Gurun Sahara. Ilustrasi Foto: Reuters Gurun Sahara. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Tak lama lagi bulan suci Ramadhan tiba. Umat Islam di seluruh dunia menyambutnya dengan penuh syukur.

Di Timur Tengah, suhu udara yang panas berikut durasi puasa yang panjang tak menyurutkan niat umat Islam di sana untuk berpuasa. “Kami akan berpuasa rata-rata selama 15 jam dengan suhu yang sangat panas. Ini bukanlah masalah, lantaran dulu Allah juga menjadikan api menjadi dingin bagi Nabi Ibrahim AS,” Kata Ketua Komunitas Uganda di Uni Emirat Arab (UEA), Ismail Kikomeko seperti yang dilansir dari Onislam.net, Rabu (17/6).

“Kami berkeyakinan bahwa ramadan tahun ini merupakan ketetapan dari sang pencipta.” Kata Dia.

Bagi karyawan membagi waktu untuk melakukan tugas dan beribadah bukan merupakan hal yang mudah. Menurut Hindu Nangonzi, personel keamanan di Al Quoz, mengatakan saat akan memasuki Ramadhan ia berencana melaksanakan sejumlah kegiatan. "Tapi sepertinya tidak bisa saya lakukan karena harus menjalankan ibadah," kata dia.

Lain halnya dengan Baker Kabito, dia mengungkapkan kegembiraannya dengan datangnya bulan Ramadhan ini. Untuk pertama kalinya, ia melaksanakan puasa di Uni Emirates Arab. “Saya ingin melihat apa yang berbeda di Ramadhan pada tahun ini.” kata Dia

“Lima hari pertama akan memberitahu saya tentang bagaimana saya harus menghabiskan sisa Ramadan disini," tambahnya.

 

Terpopuler