REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Muslim di belahan dunia yang tidak mengalami konflik perang seperti Indonesia dan negara aman, kini sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan Bulan Suci Ramadhan 1436 H/2015.
Kesibukan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan itu ditandai dengan mengecat rumah, mengganti perabotan rumah yang lama, membeli pakaian baik itu baju baru lebaran maupun baju koko atau mukena untuk shalat tarawih maupun shalat lima waktu.
Selain itu juga sibuk dengan membeli bahan pokok lainnya terutama bahan makanan dan perlengkapan dapur kebutuhan selama bulan puasa baik untuk makan Sahur maupun untuk santapan berbuka puasa.
Kondisi itu tak dirasakan warga Gaza, Palestina. Hingga kini, sudah lebih dari delapan tahun wilayah Gaza berada di bawah blokade Zionis Israel.
Hal tersebut diperparah dengan akses pintu Perlintasan Rafah yang tertutup, sehingga menyulitkan masuknya bahan bantuan kemanusiaan untuk masuk ke wilayah Gaza.
Sebagian dari wilayah Gaza pun masih terlihat porak poranda pasca-agresi Militer Zionis atas Gaza pada musim panas akhir tahun 2014. Puluhan Masjid rata tanah akibat dihantam bom dan roket zionis israel.
''Ratusan masjid hancur dan porak poranda belum direnovasi, sedangkan sebentar lagi tamu mulia yang selalu dinantikan Umat Islam yaitu Bulan Suci Ramadhan segera tiba,'' tulis Abdillah Onim melalui surat elektronik kepada Republika, Selasa (16/6).
Menurut Onim, tercatat lebih dari 24 ribu janda di Gaza, dan ratusan ribu anak Yatim yang tersebar di beberapa wilayah di Gaza, belum lagi mayortas dari warga Gaza yang hidup di bawah garis kemiskinan yang golong kaum fakir.
Berkaitan dengan kondisi terkini di Gaza, kata Onim, Manajemen Radio Suara Palestina di Gaza City merasa perlu sebuah wadah berfungsi untuk menghimpun/Wadah Zakat Gaza Palestina, (Zakat For Gaza Zakat For Bumi Syam) khusus untuk menangani Zakat khusus Zakat Fitrah yang penyalurannya khusus ke wilayah konflik di bumi Syam termasuk wilayah Gaza Palestina.