Malam Lailatul Qadar Bukan Kebetulan

Rep: c 93/ Red: Indah Wulandari

Selasa 16 Jun 2015 16:03 WIB

Menyambut malam lailatul qadar. Foto: Republika/Raisan Al Farisi Menyambut malam lailatul qadar.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Salah satu keisitimewaan bulan Ramadhan adalah keberadaan malam lailatul qadar yang dijanjikan ibadah seorang Muslim akan dilipatgandakan seperti beribadah seribu bulan lamanya.

 

“Atau 83 tahun, jadi kalau kita dapat 10 kali saja malam lailatul qadar, maka kita bisa mengalahkan ibadah umat Nabi Nuh yang umurnya sampai 900 tahun. Tapi, kita harus bersungguh-sungguh mencarinya karena mendapat malam lailatul qadar itu tidak kebetulan,”  jelas Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Tengku Zulkarnain, Selasa (16/6).

Ia mengatakan, ada beberapa keutamaan lain yang didapat orang Muslim dan tidak bisa didapatkan di bulan-bulan lainnya. Keutamaan tersebut di antaranya adalah naik pangkatnya orang mumin menjadi orang mutaqin.

 

“Jadi saat Ramadhan, kita naik pangkat dari orang mukmin menjadi orang muttaqin. Selain itu, kita juga berkesempatan untuk diampuni seluruh dosa saat melaksanakan taubat dengan bersungguh-sungguh,” kata dia.

 

Keutamaan selanjutnya adalah seluruh amalan sunnah dibayar sebesar amalan wajib pahalanya. Bahkan, amalan wajib menurutnya akan dilipatgandakan menjadi 70 kali lipat.

“Yang sunnah pahalanya sebesar ibadah-ibadah yang wajib dan yang wajib dilipatgandakan menjadi 70 kali lipat dari baiasanya. Bahkan, doa pun dimustajabkan oleh Allah SWT di bulan Ramadhan,” ujar dia.

Terpopuler