REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Urusan Agama Islam Kerajaan Riyadh memberikan arahan untuk mempersiapakan masjid agar dapat menampung lonjakan jamaah selama bulan suci Ramadhan.
Selain itu, Mahkamah Agung setempat pada Ahad (14/6) menyerukan umat Islam di seluruh Kerajaan untuk menyempatkan diri menyaksikan hilal pada Selasa (16/6), pertanda datangnya bulan suci Ramadhan dan sebagai awal pertama puasa.
"Siapapun yang menyaksikan bulan sabit dengan mata telanjang harus melaporkan kesaksiannya dengan pengadilan terdekat atau melaporkannya kepada otoritas yang kompeten," kata seorang otoritas pengadilan di Riyadh, dikutip dari Arab News.
Departemen Masjid yang dibawahi oleh Kementerian Agama Islam Riyadh menyerukan kepada seluruh imam dan muadzin di semua masjid untuk memastikan terpenuhinya pasokan listrik dan air selama bulan suci Ramadhan. Hal itu sebagai antisipasi peningkatan jumlah Muslim yang beribadah di masjid, seperti shalat Isya dan Tarawih.
"Kami membuat setiap usaha untuk menyediakan jamaah lingkungan yang kondusif agar ibadah-ibadah mereka tenang dan kesucian di masjid," kata imam tersebut.
Dia menambahkan pengeras suara luar tempat masjid tidak akan digunakan selama shalat Tarawih sesuai dengan instruksi pemerintah.
Imam mengatakan shalat Isya akan dilakukan sekitar dua jam setelah buka puasa, lalu diikuti oleh shalat Tarawih tanpa istirahat dari pukul 20.45. Shalat malam akan dilakukan dari hari ke-20 Ramadhan sampai akhir bulan suci. Doa-doa ini akan dimulai pada pukul 01.00 untuk durasi satu jam.
Tenda juga akan dibangun berdekatan dengan masjid untuk memungkinkan jamaah berbuka puasa di tempat tersebut saat matahari terbenam. Pengaturan telah dibuat untuk semua orang yang datang untuk shalat Maghrib selama Ramadhan agar mereka berbuka di tenda-tenda tersebut.