Cuaca Panas Jadi Tantangan Umat Islam di Timur Tengah

Rep: c30/ Red: Agung Sasongko

Selasa 16 Jun 2015 08:59 WIB

Cuaca panas. Ilustrasi Foto: . Cuaca panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Bulan suci Ramadhan kali ini merupakan tahun terpanjang. 21 Juni menandakan awal musim panas, tantangan suhu tinggi dan jam puasa panjang yang akan di hadapi oleh seluruh umat Muslim di dunia.

“Ramadhan tahun ini akan menjadi yang terpanjang dan menjadi bulan yang paling panas,” kata Nawaf Al-Sharif, juru bicara Departemen Meterologi dan Lingkungan Arab Saudi, dilaporkan Emirates seperti dilansir Onislam.net, Selasa (16/6).

Menurut pejabat Saudi, durasi puasa satu hari akan menjadi 13 jam dan 27 menit di kota Makkah bagian Barat. Di Madinah, satu hari 13 jam dan 41 menit. “Di banyak daerah Arab Saudi,suhu diperkirakan mencapai 50 derajat Celcius,” kata Presiden Meteorologi dan Lingkungan.

Di tengah suhu yang tinggi, maka dituntut untuk dapat mengelola waktu mereka secara efektif.  “Kami akan berpuasa selama rata-rata 15 jam dengan suhu panas yang membakar. Tapi itu sama sekali tidak membuat takut, karena Allah memmerintahkan neraka menjadi damai untuk-Nya nabi Ibrahim,” kata Ismail Kikomeko, Ktua komunitas Urganda di Uni Emirat Arab (UEA), dikutip dari  The Gulf Today,

Sedangkan bagi karyawan, mereka harus membuat kompromi antara aktivitas bekerja dan ibadahnya.  Ini tentu bukan tugas yang mudah.

Hindu Nangonzi mengatakan, sudah membuat persiapan yang baik jauh-jauh hari. Namun tiba-tiba dia juga menyadari, tak cukup memiliki banyak waktu untuk melaksanakan pekerjaan dan ibadah berjalan beriringan. Waktu berlalu begitu cepat.

Lain halnya dengan Baker Kabito. UgandaPetugas pompa yang mengungkapkan kegembiraannya karena menghabiskan Ramadhan di Uni Emirat Arab untuk pertama kalinya. “Saya hanya menunggu, apakah ada perbedaan di bulan ramadhan nanti” kata Baker

Menurut Baker, kuncinya adalah lim hari di awal puasa. Setelah itu, akan membimbing bagaimana ke depannya.

Terpopuler