Gubernur Jatim: Jangan Ada Razia yang Meresahkan Selama Ramadhan

Red: Agung Sasongko

Senin 15 Jun 2015 23:35 WIB

Jajaran polresta Depok melakukan razia gabungan untuk mengatasi aksi kejahatan pada malam hari, Depok, Jawa Barat, Ahad (8/3) dinihari.  (foto : MgROL_37) Jajaran polresta Depok melakukan razia gabungan untuk mengatasi aksi kejahatan pada malam hari, Depok, Jawa Barat, Ahad (8/3) dinihari. (foto : MgROL_37)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengimbau organisasi massa (ormas) tidak melakukan razia, khususnya di lokasi-lokasi hiburan di wilayah setempat selama bulan Ramadhan.

"Saya sudah berkoordinasi dengan polisi, dan mengimbau tidak merazia yang nantinya menimbulkan keresahan masyarakat di bulan suci ini," ujarnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernus Suryo Surabaya, Senin (15/6).

Menurut dia, adanya razia dan sejenisnya dikhawatirkan malah menimbulkan kesan mengganggu masyarakat yang tengah beribadah puasa. Ia berharap, jika ada pihak yang merasa tidak puas maka diimbau berkoordinasi dengan aparat berwenang, seperti kepolisian untuk diselesaikan jalan keluarnya.

"Semuanya bisa dikomunikasikan baik-baik, tidak perlu ada 'sweeping' apalagi mengarah pada kekerasan, itu tidak baik," ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

Gubernur yang juga seorang politisi tersebut mengaku telah berkoordinasi dengan Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf agar menginformasikan ke jajarannya di kabupaten/kota terkait hal serupa.

"Secara fungsional memang ini tugas kepolisian, baik Polda Jatim maupun jajaran di bawahnya, seperti Polres, Poresta hingga Polsek. Dengan demikian, Pemprov Jatim tidak perlu membuat surat edaran untuk masalah ini," tuturnya.

Seperti tahun-tahun lalu, menjelang atau bahkan saat Ramadhan sering terjadi razia yang dilakukan oleh beberapa ormas tertentu, dan tidak jarang berakhir dengan kekerasan. Sasarannya mayoritas di tempat hiburan malam hingga toko modern dan warung-warung yang nekat menjual minuman keras selama bulan puasa.

 

Terpopuler