Muhammadiyah: Sambut Puasa, Mari Saling Menghormati

Rep: c08/ Red: Agung Sasongko

Senin 15 Jun 2015 18:27 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto: AP Photo/The Amarillo Globe News, Roberto Rodriguez Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas mengaku mencoba untuk ber-husnuzon dengan imbauan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kepada umat Islam yang berpuasa di bulan Ramadhan untuk menghormati orang yang tidak berpuasa.

Yunahar menilai, maksud dari Menag adalah agar keduanya saling menghormati baik yang non-Muslim yang tidak berpuasa menghormati Muslim yang berpuasa, begitu juga sebaliknya Muslim yang berpuasa juga harus hormati non-Muslim yang tidak berpuasa.

“Saya husnuzon saja, mungkin maksud Menag itu adalah keduanya antara yang puasa dengan yang tidak puasa saling menghormati,” kata Yunahar kepada ROL, Senin (15/6).

Yunahar juga menyebut tidak masalah bila komunitas non-Muslim masih membuka warung atau restoran selama berpuasa, asalkan tidak menjadi tempat bagi oknum Muslim untuk berbuat maksiat yaitu melanggar aturan berpuasa.

Akan tetapi, Yunahar menyarankan bagi Muslim untuk tidak membuka warung atau restoran pada siang hari. Sebab, akan rawan menjadi tempat maksiat selama bulan Ramadhan. Meskipun yang berjualan tetap berpuasa, akan tetapi menyediakan tempat untuk berbuat maksiat, kata Yunahar sama saja berdosa di hadapan Allah SWT.

“Jangan kita berbuat maksiat, apalagi di bulan suci Ramadhan,” ujar Yunahar.

Sebelumnya melalui akun twitter pribadinya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan umat Islam harus menghormati orang yang tidak berpuasa. Menurut Menag warung-warung tidak harus dipaksa ditutup guna menghargai hak mereka yang tidak berpuasa untuk bisa tetap mudah membeli makan.

Lukman menyebut dirinya banyak mendapat masukan dari pihak non-Muslim yang tidak berpuasa kesulitan dalam mendapatkan makanan karena harus ditutupnya warung-warung selama bulan Ramadhan.

Febrian-C08

Terpopuler