Banjir Undangan Ceramah ramadhan, Ustadz Harus Lebih Banyak Berinfak

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari

Sabtu 13 Jun 2015 09:39 WIB

Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bachtiar Nasir Foto: Republika/Agung Supri Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Bachtiar Nasir

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Momentum Ramadhan 1436 H harus dimanfaatkan untuk memperbaiki kondisi perekonomian bangsa.  Caranya, para ustadz lebih meningkatkan infaknya.

Pembina AQL Islamic Center, Ustadz Bachtiar Nasir mengajak ustadz-ustadz yang sedang panen undangan tausiyah untuk memperbanyak infak saat Ramadhan.

“Ustadz-ustadz yang lagi panen di bulan Ramadhan nih, ustadz-lah yang seharusnya paling banyak infaknya di bulan Ramadhan. Jangan menyuruh orang, tapi dia sendiri pelit berinfak,” kata Bachtiar Nasir kepada Republika, Jumat (12/6).

Pembina AQL Islamic Center ini mengingatkan, ekonomi Indonesia sekarang sedang morat-marit. Semua sedang tiarap. Satu-satunya yang mendapat untung barangkali hanya penjual batu akik dan penjual isu. Dalam kondisi seperti ini, ulama juga yang harus berpikir bagaimana mengenyangkan perut umat.

Sejak masa perjuangan, kisah Bachtiar, para ulama-lah yang membuat Indonesia tetap eksis di mata internasional.

Ketika Indonesia ingin memiliki pesawat, ulama lagi yang turun tangan. Daud Beureuh menghimpun rakyat Aceh sampai terkumpul 25 kilogram emas untuk membeli pesawat Dakota RI-001 Seulawah.

“Sekarang, ulama juga harus turun tangan untuk menyelamatkan ekonomi bangsa. Pesan saya, kepada para pemimpin bekerja keraslah memperbaiki ekonomi rakyat. Juga kepada seluruh ulama, kita bergerak menggerakkan program berbagi untuk sesama,” tegas Bachtiar Nasir.

Terpopuler