REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lewat namanya, kita tahu Zaid bin Khathab masih memiliki hubungan darah dengan Khulafaur Rasyidin, Umar bin Khathab. Keduanya adalah saudara seayah, lain ibu. Usia Zaid lebih tua daripada Umar.
Zaid juga masuk Islam lebih dulu. Ia termasuk sahabat yang ikut dalam Perang Badar dan perang-perang yang lain. Saat hijrah, Rasulullah mempersaudarakannya dengan Ma'n bin Adi Al Anshari, yang sama-sama syahid saat Perang Yamamah.
Perang Yamamah terjadi pada masa Khalifah Abu Bakar. Perang ini terjadi untuk melawan Musailamah Al Kadzdzab, seorang dari Yamamah yang mengaku sebagai Nabi. Meski mendapat kemenangan, seribu dua ratus kaum Muslim gugur. Banyak di antara mereka adalah para sahabat senior dan penghafal Alquran.
Dikisahkan oleh Prof. Ali Muhammad Ash Shallabi, pada hari itu, Zaid telah membunuh Ar Rajjal bin Unfuwah, sekutu Musailamah yang fitnahnya atas Bani Hanifah jauh lebih berat daripada fitnah Musailamah. Sementara, Zaid sendiri dibunuh oleh laki-laki bernama Abu Maryam Al Hanafi, yang kemudian masuk Islam.
Ketika berita kematian Zaid bin Khathab sampai ke telinga Umar, dia berkata, "Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Zaid, dia telah mendahului aku dalam dua kebaikan; dia masuk Islam sebelum aku dan mati syahid sebelum aku juga."
Umar pun berkata kepada Mutammim bin Nuwairah yang ketika itu juga tengah meratapi saudaranya melalui syair, "Seandainya aku pandai melantunkan syair, aku pasti mengatakan seperti apa yang engkau katakan."
Dengan penuh nostalgi, Umar yang kuat dan pemberani ini tak urung berkata tentang saudaranya, "Hembusan angin timur selalu mengingatkanku terhadap Zaid."