Tradisi Muslim Maroko Sambut 'Malam Seribu Bulan'

Red: Didi Purwadi

Selasa 07 Jul 2015 07:07 WIB

Warga Maroko membeli kurma di jalanan Casablanca, Rabat, pada malam Ramadhan. Foto: EPA/Karim Selmaoui Warga Maroko membeli kurma di jalanan Casablanca, Rabat, pada malam Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslim Maroko punya tradisi unik dalam menyambut malam lailatul qadar yang jatuh pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Wanita-wanita dan laki-laki akan keluar rumah dengan mengenakan jelabah --busana muslim khas Maroko yang seperti jubah dengan penutup kepala.

''Di sana kegembiraan menyambut 'Malam Seribu Bulan' bak menyambut tamu agung,'' tulis Muannif Ridwan dalam situs nu.or.id.

Jalabah biasanya dikenakan pada tanggal-tanggal ganjil akhir bulan (25, 27, dan 29 Ramadhan) untuk wara-wiri dari masjid ke masjid.

Ketika Ramadhan sampai pada malam ke-27, Muslim Maroko biasanya mengadakan ritual khusus. Mereka berjaga malam di masjid-masjid dengan melakukan shalat-shalat sunnah hingga fajar untuk mengejar lailatul qadar. Bahkan, kadang mereka membawa bekal makan sahurnya ke masjid itu.

Terpopuler