REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Selain menjadi momen meningkatkan ketakwaan pada Allah SWT, bulan Ramadhan bisa menjadi momentum mempraktekkan toleransi umat beragama.
“Maka, mana kala kita berpuasa, kita tetap harus membangun tali persaudaraan dan persahabatan, baik dengan sesama Muslim ataupun dengan non-Muslim,” kata Sekjen Kemenag Prof Nur Syam, Kamis (11/6).
Hal itu harus dilakukan karena, menurutnya toleransi bagian dari ketakwaan yang merujuk pada dzat Allah SWT. Maka, ujarnya, saat-saat mendekati bulan Ramadhan atau selama bulan Ramadhan tentu saja makna toleransi ini akan lebih terlihat.
“Takwa itu menurut saya ada tiga aspek, yaitu habluminallah, hamblumminannas, dan hubungan dengan alam,” ujar Nur Syam.
Hablumminallah, artinya menjalin hubungan yang baik dengan Allah SWT hingga tak ada jarak antara manusia dengan Sang Pencipta. Maka, prakteknua di bulan Ramadhan, Nur Syam melihat manusia akan semakin baik shalatnya. Begitu pula dengan dzikir dan tartil Alquran-nya.
“Itulah kenapa, bulan puasa adalah bulan ketakwaan, karena manusia akan semakin mendekatkan diri dengan Allah, dengan mendekatkan diri maka makin baik hubungan ataupun relasinya dengan Allah,” ujar Nur Syam.
Sementara hablumminannas diterapkan melalui toleransi yang dilakukan ketika umat Muslim sedang menjalankan ibadah puasa dengan menjaga hubungan baik antara sesama manusia.
“Itulah kenapa di Islam itu diajarkan untuk membayar zakat fitrah, bersedekah, memberi makan fakir miskin, memberi makan orang yang berbuka, maka semua itu adalah bagian dari ketakwaan untuk menjalin relasi atau memperkuat hubungan persudaraan, “ujar Nur Syam.