Muslimah, Sudahkah Mengganti Utang Puasa?

Rep: c38/ Red: Damanhuri Zuhri

Kamis 11 Jun 2015 15:22 WIB

Pemerhati pendidikan Tutty Alawiyah. Foto: Republika/Wihdan H Pemerhati pendidikan Tutty Alawiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi seorang Muslim, tidak ada halangan untuk berpuasa Ramadhan sebulan penuh, kecuali uzur tertentu. Tapi, hampir semua perempuan mengalami halangan itu, baik lantaran haid maupun nifas. Lantas, bagaimana hukum mengganti puasa Ramadhan bagi perempuan?

“Mengganti puasa Ramadhan itu hukumnya wajib, kecuali untuk orang yang sakit parah menahun atau tidak mungkin berpuasa. Dia wajib membayar fidyah atau memberi makan fakir miskin,” kata Prof Dr Hj Tutty Alawiyah AS kepada Republika, Rabu (10/6).

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 184, “Barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.

Lain halnya dengan puasa sunnah Senin-Kamis atau puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Ramadhan adalah wajib bagi setiap Muslim. Wajib pula hukumnya bagi setiap Muslim atau Muslimah untuk mengganti puasa sebanyak yang dia tinggalkan.

Mantan menteri Pemberdayaan Perempuan ini mengisahkan, pernah suatu kali dia melahirkan beberapa saat sebelum datangnya bulan Ramadhan. 

Saat Ramadhan, ketua umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) ini, masih dalam kondisi nifas. Maka, ia pun mengganti puasa sebanyak hari yang ditinggalkan lantaran nifas tersebut.

Rektor Universitas Islam As-Syafi'iyyah (UIA) ini menambahkan, Allah SWT sudah memberi rentang waktu sebelas bulan bagi kita untuk mengganti puasa tersebut. 

''Itu waktu yang sangat panjang, nyaris tidak ada alasan untuk mengatakan tidak sempat. Kita bisa menggantinya dengan cara puasa Senin-Kamis atau pada hari-hari lain,'' jelasnya. 

Menurut Tutty, Sangat lalai jika seorang Muslimah sampai belum membayar hutang puasa, sementara ia sudah mengetahui kewajiban itu. 

''Seandainya pun ada yang belum mengganti, mari kita optimalkan hari-hari di akhir bulan Sya’ban ini untuk menggantinya,'' ajak Tutty yang juga dikenal sebagai pemerhati pendidikan Islam. 

 

 

 

Terpopuler