REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mendekati bulan Ramadhan, peredaran uang palsu di beberapa daerah semakin banyak. Meski begitu, Bank Indonesia (BI) menyatakan penyebaran uang palsu setiap tahun cenderung menurun.
Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacob, tak memungkiri bulan Ramadhan memang menjadi waktu bagi oknum tak bertanggung jawab untuk mengedarkan uang palsu. "Sebenanya sih sama saja peredaran uang palsu meningkat karena masyarakat banyak pakai uang cash jadi ditemukan lebih banyak uang palsu," ujarnya kepada wartawan, di Gedung BI, Rabu, (10/6).
BI bakal terus melakukan sosialisasi terkait keaslian uang rupiah. Hal itu agar penipuan uang palsu jelang lebaran bisa diminimalisir. "Sosialisasi keaslian uang bekerjasama dengan bank di seluruh Indonesia dan kantor perwakilan BI di daerah," tambahnya. Ia meminta masyarakat supaya lebih hati-hati dalam bertransaksi tunai.
Dirinya pun menegaskan, masyarakat harus memperhatikan ciri-ciri fisik untuk memastikan keaslian uang. "Khususnya uang pecahan besar, jangan lupa periksa secara teliti setiap menerima uang," himbau Peter.