Tips Sukses Berpuasa meski Bekerja Berat

Rep: Rosita Budi/A.Syalaby Ichsan/ Red: Didi Purwadi

Kamis 11 Jun 2015 18:08 WIB

Beberapa pekerja memindahkan semen ke perahu di Pelabuhan Sunda Kelapa (ilustrasi) Foto: Republika/Wihdan Hidayat Beberapa pekerja memindahkan semen ke perahu di Pelabuhan Sunda Kelapa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pekerja berat seperti kuli angkut, pekerja bangunan, pekerja tambang, buruh pabrik, dan pekerjaan lain yang menguras tenaga, memiliki tantangan tersendiri dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Bisakah mereka tetap menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan tetap melakukan pekerjaannya yang menguras keringat?

Ahli Pangan dan Gizi, Prof Hardinsyah, mengatakan para pekerja berat tentunya memerlukan asupan makanan yang berbeda dengan orang biasa. ''Mereka harus banyak minum kala sahur dan setelah berbuka,” ujarnya seperti dirangkum dari pusat data Republika.

Ketika malam harinya, mereka perlu mengonsumsi air yang lebih banyak agar bisa menggantikan keringat dan cairan yang keluar saat bekerja pada siang hari. Jika orang biasa dianjurkan untuk minum enam hingga delapan gelas sehari, kebutuhan para pekerja berat lebih dari itu.

“Paling tidak mereka harus minum hingga 12 gelas,” katanya.

Kala Ramadhan, menurut Hardinsyah, 12 gelas air minum itu bisa diminum segelas demi segelas setiap jam, dari saat berbuka hingga sahur. Paling bagus, ia menyarankan, adalah minum sedikit-sedikit, tapi sering.

Prof Hardinsyah mengatakan minum air yang banyak dan elektrolit penting bagi para pekerja berat ini. “Kalau asupannya tidak mencukupi, tubuhnya bisa lemas,” kata Hardinsyah. Saat sahur, menjelang imsak, banyak-banyaklah minum air.

Untuk kebutuhan elektrolit, jika tidak ada minuman isotonik, bisa diperoleh dari garam yang menjadi bumbu bagi masakan. Atau, bisa juga dengan membuat teh manis kemudian diberikan sedikit garam ke dalamnya.

 

Terpopuler