Selama Ramadhan, Tempat Hiburan Malam Sukabumi Diminta Tutup

Rep: Riga Iman/ Red: Damanhuri Zuhri

Rabu 10 Jun 2015 19:09 WIB

Salah satu tempat hiburan malam. Foto: Antara/Irsan Mulyadi Salah satu tempat hiburan malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kabupaten Sukabumi meminta tempat hiburan malam di Sukabumi tutup selama bulan Ramadhan. Kebijakan ini untuk menghormati umat Muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa.

''Surat edaran terkait penutupan tempat hiburan malam akan segera ditandatangani bupati,'' ujar Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbang Linmas) Kabupaten Sukabumi Muhammad Yusuf, Rabu (10/6). 

Hal ini disampaikan dalam silaturahim tokoh masyarakat di Kantor Polres Sukabumi yang berada di Palabuhanratu. Nantinya, pemkab akan memantau secara khusus tempat hiburan bersama dengan instansi terkait lainnya. Jika ada pelanggaran, pemerintah akan melakukan penindakan tegas.

Yusuf mengatakan, pemkab juga meminta warung makan hanya buka pada pukul 16.00 WIB. Ketentuan ini juga untuk memberikan kenyamanan bagi umat Islam dalam menjalankan puasa.

Kebijakan lainnya, ungkap Yusuf, pengaturan jam kerja karyawan pabrik selama bulan puasa yakni dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Aturan ini sudah disetujui sejumlah unsur terkait seperti ormas maupun perusahaan dan buruh.

Yusuf menuturkan, pemkab saat ini tengah memikirkan solusi kemacetan lalu lintas ketika para pekerja pulang dalam waktu bersamaan menjelang berbuka puasa. ''Kita harap para buruh bisa langsung pulang dan tidak berkumpul di pinggiran jalan,'' kata Yusuf menjelaskan.

Kapolres Sukabumi AKBP M Ridwan menambahkan, polisi meminta agar ormas tidak melakukan aksi sweeping tempat hiburan malam maupun warung makan yang buka pada siang hari. ''Jika mereka tetap memaksa, maka kami akan menindak,'' ujar dia.

Ridwan mengatakan, warga harus mempercayakan upaya penertiban kepada aparat polisi. Pasalnya, sebelum puasa dan pada waktu bulan Ramadhan, polisi dan unsur terkait lainnya akan melakukan pemantauan terkait penyakit masyarakat (Pekat).

''Targetnya, tercipta suasana kondusif pada bulan puasa dan lebaran mendatang,'' ujar Ridwan. Hal itu dapat terwujud jika ada hubungan yang sinergis dengan semua elemen masyarakat.

 

 

Terpopuler