Warung Buka Saat Ramadhan, Ustaz Erick: Semua Saling Menghormati

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari

Rabu 10 Jun 2015 18:35 WIB

Ustaz Erick Yusuf. Foto: Republika/Raisan Al Farisi Ustaz Erick Yusuf.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Tapi, ada juga orang yang tidak berpuasa karena non-Muslim atau sedang berhalangan. Ustadz Erick Yusuf menilai, semua pihak harus saling menghormati.

“Semua saling menghormati saja. Yang tidak berpuasa menghormati yang puasa, begitu juga sebaliknya. Semua kembalikan lagi pada Allah. Allah yang lebih tahu hakikat masing-masing,” ujar Ustadz Erick Yusuf kepada Republika, Rabu (10/6).

Ia menambahkan, orang yang tidak berpuasa harus menahan diri di depan orang yang berpuasa. Meski, Ustadz Erick yakin, orang yang berpuasa juga tidak akan melarang orang yang tidak berpuasa untuk makan di depan mereka.

“Kita tidak perlu menyuruh semua warung harus tutup. Tapi, kalau warung-warung harus buka di bulan Ramadhan untuk mengakomodasi orang yang tidak berpuasa atau karena orang boleh tidak berpuasa, itu logika ngawur,” tambah Ustadz Erick. 

Puasa Ramadhan itu wajib, tegas Ustadz Erick, tidak ada alasan untuk tidak berpuasa. Kalau ada warung buka pada bulan Ramadhan itu bukan lantaran orang boleh tidak puasa.

Perbincangan tentang 'menghormati orang yang tidak berpuasa' ini mengemuka sejak Jumat (5/6) lalu, lewat kicauan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Twitter. Ia menulis, “Warung-warung tak perlu dipaksa tutup. Kita harus hormati juga hak mereka yang tak berkewajiban dan tak sedang berpuasa.”

Sejumlah netizen menangkap dan menyebarluaskan pernyataan Lukman menjadi ‘kita harus hormati yang tidak berpuasa.’ Kesalahpahaman itu diklarifikasi oleh Menteri Agama lewat akun Twitter @lukmansaifuddin beberapa hari kemudian.

Terpopuler