Umar Pun Terdiam Mendengar Nasihatnya

Rep: c38/ Red: Agung Sasongko

Selasa 09 Jun 2015 11:04 WIB

Memberi nasihat dapat memantapkan persaudaraan di antara umat Islam Foto: Wihdan Hidayat/Republika Memberi nasihat dapat memantapkan persaudaraan di antara umat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Al Qurthubi menceritakan bahwa pada suatu hari pada masa Umar bin Khattab masih menjadi khalifah, ia pernah berjumpa dengan seorang wanita di jalan. Saat itu, Umar diiringi banyak orang yang menunggang kuda.

Wanita itu memintanya berhenti. Umar pun berhenti. Lalu wanita itu menasihati Umar lama sekali.

Ia berkata, "Hai Umar, dulu kau dipanggil Umair (Umar kecil), kemudian engkau dipanggil Umar, kemudian engkau dipanggil Amirul Mukminin, maka bertakwalah engkau, hai Umar. Karena barang siapa yang meyakini adanya kematian, ia akan takut kehilangan kesempatan. Dan barang siapa yang meyakini adanya perhitungan (amal), maka ia pasti takut kepada siksa."

Umar bin Khattab menyimak nasihatnya sambil berdiri. Hingga setelah beberapa waktu, ada seorang yang bertanya kepada Umar, "Wahai Amirul Mukminin, mengapa engkau mau berdiri seperti itu untuk mendengarkan wanita tua renta ini?"

Umar menjawab, "Demi Allah, kalau sekiranya beliau menahanku  dari permulaan siang hingga akhir siang, aku tidak akan bergeser kecuali untuk shalat fardhu. Tahukah kalian siapa perempuan renta ini?"

"Dia adalah Khaulah binti Tsalabah. Allah mendengar perkataannya dari atas tujuh langit. Apakah Tuhan seluruh alam mendengarkan ucapannya, tetapi lantas Umar tidak mendengarkannya?"

Khaulah binti Tsa'labah bin Ashram, demikian nama wanita itu. Ia berasal dari kalangan perempuan Anshar. Doa dan gugatan didengar oleh Allah hingga menjadi sebab turunnya surah Mujadalah ayat 1-4. Kisah ini tidak hanya menunjukkan kemuliaan Khaulah, melainkan juga keindahan adab Umar, sang khalifah.

Terpopuler