'Bulan Ramadhan Adalah Bulan Ibadah, Bukan Bulan Makan'

Rep: c24/ Red: Indah Wulandari

Senin 08 Jun 2015 09:04 WIB

Pengunjung antre membayar belanjaan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (15/8). Mendekati warga mulai memadati pusat-pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan Lebaran Idul Fitri 1433 H seperti makanan olahan, minuman dan keperluan lainya. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Pengunjung antre membayar belanjaan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (15/8). Mendekati warga mulai memadati pusat-pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan Lebaran Idul Fitri 1433 H seperti makanan olahan, minuman dan keperluan lainya.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Ramadhan merupakan bulan suci bagi umat Muslim sedunia karena menjadi momentum peningkatan ibadah.

Dalam bulan Ramadhan, segala amal perbuatan akan dilipat gandakan. Namun sayangnya justru beberapa orang hanya terlena pada euforia konsumtif di bulan ini, baik itu makanan pakaian dan sebagainya.

Profesor ekonomi dan pemasaran internasional di King Abdulaziz University Habibullah Turkistani beranggapan konsumen harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan harus merasionalisasikan pembelanjaan selama bulan Ramadhan.

"Bulan suci Ramadhan adalah bulan ibadah, dan bukan bulan makan serta konsumsi," ujar Habibullah dilansir laman berita arabnews.com, Senin (8/6).

Seiring dengan mendekatinya bulan Ramadhan, beberapa toko bersaing sengit atara satu sama lain untuk memikat pelanggan dengan promosi produk yang menarik dengan harga yang rendah. Hal tersebut, ujarnya, menyebabkan peningkatan konsumsi yang tidak biasa.

Terpopuler