Tradisi Apeman Sambut Ramadhan

Rep: Yulianingsih/ Red: Didi Purwadi

Selasa 09 Jun 2015 07:07 WIB

Peserta mengikuti pawai apeman Malioboro di Kepatihan Yogyakarta (ilustrasi) Foto: Antara/Wahyu Putro A Peserta mengikuti pawai apeman Malioboro di Kepatihan Yogyakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Banyak cara dilakukan masyarakat Yogyakarta dalam menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Di Kampung Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta, ratusan warga tumpah ruah di sepanjang Jalan Sosrowijayan yang ada di tengah kampung tersebut.

Mereka membuat apem secara masal di sepanjang jalan yang berujung di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (6/6). Uniknya, apem yang mereka buat mereka pajang berjejer di sepanjang jalan tersebut menggunakan nampan atau tempat lainnya.

Warga yang datang ke Jalan Sosrowijayan sendiri boleh menikmati apem tersebut secara gratis. Termasuk wisatawan yang melintas jalan tersebut juga menikmati apem gratis ini.

Tradisi apeman masal di sepanjang Jalan Sosrowijayan ini memang menjadi agenda tahunan menjelang datangnya bulan Ramadhan.

Ketua Panitia, Ipung Purwandari, mengatakan tradisi tahunan yang digelar di sepanjang Jalan Sosrowijayan ini bukan hanya untuk merekatkan persaudaraan warga kampung menjelang bulan puasa. Namun juga sebagai destinasi wisata budaya di Yogyakarta.

"Selain merekatkan persaudaraan melalui tradisi ini, kita juga berkirim doa bersama untuk para keluarga yang telah meninggal," katanya.

Menurutnya, tradisi apeman massal ini merupakan greget langsung dari para warga kampung. Selain menyajikan apem dan cara pengolahannya, ajang ini juga menampilkan lomba membuat apem. Lomba sendiri dilakukan secara kelompok.

"Setiap tahun wisatawan yang datang untuk melihat dan ikut mencoba membuat apem terus meningkat," katanya.

Hal ini lantaran Jalan Sosrowijayan sangat berdekatan dengan Jalan Malioboro yang menjadi pusat kunjungan wisatawan di Yogyakarta.

Sementara Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, yang hadir dalam kesempatan itu mengaku merasa bangga atas greget warga Kampung Sosromenduran dalam menyambut bulan Ramadhan tahun ini.

"Ini merupakan bentuk konkret salah satu budaya yang ada di Kota Yogyakarta dalam menyambut puasa," katanya.

Tradisi ini, menurut Haryadi, harus di pertahankan dan di lestarikan. Selain menjadi ajang keakraban warga apeman ini juga bisa menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Yogyakarta.

Terpopuler