REPUBLIKA.CO.ID,SELANDIA BARU -- Seorang pendeta asal Selandia Baru Francis Ritchie ingin berpuasa Ramadhan untuk menghilangkan stigma negatif tentang Islam.
Ritchie yang bertugas di Gereja Methodist Wesleyan di Auckland timur akan mengambil bagian dalam dua minggu pertama di bulan suci Ramadhan.
“Dalam agama Kristen juga ada puasa sebelum hari raya Paskah sehingga untuk menahan lapar dan haus. Sehingga antara penganut agama Kristen dan Islam memiliki kedekatan,” ujarnya dikutip dari stuff.co.nz, Ahad (7/6).
Menurutnya berpuasa Ramadhan bukanlah langkah awal untuk menjadi mualaf, walaupun beberapa kalangan telah menyarankan hal tersebut. "Saya kira selalu ada kekhawatiran tentang terlibat sesuatu yang sangat berbeda. Tapi, kebanyakan orang telah benar-benar menerima," ujar Ritchie.
Ritchie telah menulis dalam blog pribadinya bahwa dengan ikut serta dalam kegitan Ramadhan akan membantu membangun hubungan dan saling pengertian antara dua agama.
“Aku ingin melihat teman-teman Muslim yang beribadah atas nama Allah. Berdiri pada jarak tertentu untuk membahas Islam tidak akan mencapai rasa solidaritas itu. Jadi saya ingin melangkah ke dalam kehidupan mereka,” ungkapnya.
Ritchie tidak akan berpartisipasi dalam seluruh periode 30 hari Ramadhan karena mempunyai komitmen keluarga pada awal Juli. Sedangkan ramadhan di Selandia Baru akan dimulai pada 17 Juni mendatang.
Anwar Ghani dari Federasi Asosiasi Islam mengatakan, apa yang dilakukan Ritchie adalah perbuatan yang indah terkait menjalin persaudaran dengan Muslim Selandia Baru.
"Saya pikir, itu adalah hal yang berani untuk memulai hubungan baik dengan komunitas Muslim atas dasar spiritualitas dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik dan ikatan kemanusiaan antara orang terlepas dari iman," ungkap Ghani.
Ghani mengatakan, pesan dan niat baik Ritchie itu harus diterima oleh pemimpin Katolik Vatikan dan para pemimpin Kristen.