Jangan Kalap Santap Makanan Berbuka Jika Ogah Diabetes
Red: Karta Raharja Ucu
Senin 08 Jun 2015 10:11 WIB
Foto: Republika/Yasin Habibi/ca
Berbuka puasa bersama di salah satu masjid di Jakarta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pola makan yang salah saat puasa, ternyata bisa menjadi penyebab diabetes. Karenanya, pakar gizi Dr Tirta Prawita Sari MSc SpGK menyarankan masyarakat agar tidak terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat saat berbuka.
"Karena dapat menyebabkan insulin meningkat," ujar Tirta di Jakarta, Ahad (7/6). Kenaikan pada gula darah tersebut, menurutnya akan mempengaruhi metabolisme tubuh. Jika menderita diabetes, maka akan memperparah penyakit tersebut.
Sementara, kalau dibiarkan akan menyebabkan diabetes. "Begitu juga dengan minuman manis, yang akan disimpan sebagai cadangan lemak. Jika dibiarkan akan menyebabkan penumpukan lemak di hati," ucap dia.
Saat puasa, lanjut dia, harus mengkonsumsi makanan dengan gizi dan seimbang. Pada prinsipnya, buah dan sayur jumlahnya harus separuh dari piring makanan. Sisanya karbohidrat dan protein. "Orang Indonesia, banyak yang salah kaprah dan mengkonsumsi lebih banyak nasi."
Begitu juga saat buka, menurut Tirta tak perlu kalap. Cukup tiga butir kurma atau tajil saat awal buka. Makanan itu cukup sebagai sumber energi untuk shalat dan makan. "Cukup air putih, tak perlu minuman yang manis-manis," cetus dia.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan dalam memilih makanan, terutama dari makanan buka yang dijual di kaki lima. "Jangan beli makanan yang dingin seperti gado-gado, yang kandungan gizinya sudah rusak. Kalau beli makanan di luar, lebih baik beli makanan yang panas," saran dia.