Penderita Sirosis C Dianjurkan tak Berpuasa

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi

Senin 08 Jun 2015 02:20 WIB

Penderita hepatitis akut yang telah mencapai fase sirosis dan kanker hati (ilustrasi) Foto: Republika/Yogi Ardhi Penderita hepatitis akut yang telah mencapai fase sirosis dan kanker hati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penderita Hepatitis B dan C diperbolehkan menjalani ibadah puasa. Tapi, penderita Sirosis C dianjurkan tidak menjalani ibadah puasa Ramadhan.

Dokter Irsan Hasan, konsultan Gastroenterohepatologi, menegaskan puasa tidak menjadi masalah selama penderita tidak mengalami sirosis. ''Yang tidak dianjurkan berpuasa adalah penderita Hepatitis dengan Sirosis C,'' kata Irsan seperti dikutip dari pusat data Republika.

Sirosis merupakan pembengkakan pada hati yang mengakibatkan kerusakan pada sel-sel hati. Sirosis terbagi menjadi 3 jenis, yakni Sirosis A, Sirosis B, dan Sirosis C.

Ciri-ciri Sirosis C adalah pembengkakan pada kaki dan perut. Ciri lainnya adalah mata yang menguning.

Irsan mengungkap karena Sirosis tersebut tubuh tak mampu menampung glikogen yang berfungsi untuk menyimpan energi dalam tubuh. Sehingga, meski pada pekan pertama ia mampu berpuasa, Irsan memastikan penderita akan ambruk pada pekan kedua.

Irsan menekankan semua jenis hepatitis, kecuali yang dijelaskan di atas, dibolehkan untuk berpuasa. Larangan mengenai puasa bagi penderita hepatitis, katanya, hanya mitos dan stigma yang muncul di masyarakat.

“Kami sebagai dokter pun tidak boleh asal melarang,” kata Irsan. Larangan dan pantangan yang diberikan oleh dokter harus melalui penelitian yang valid, sehingga jelas dapat dipertanggungjawabkan alasannya.

Irsan menyatakan tidak ada konsumsi makanan khusus bagi penderita hepatitis saat berpuasa. Selama asupan glikogen dalam tubuh seimbang, orang tersebut mampu menjalani puasa.

 

Terpopuler