Dari Seraut Hingga Dulang, Tradisi Suku Sasak Sambut Ramadhan

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Indah Wulandari

Kamis 11 Jun 2015 05:00 WIB

Perempuan Suku Sasak Foto: antaranews Perempuan Suku Sasak

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Suku Sasak di Nusa Tenggara Barat mempunyai beragam tradisi menyambut bulan Ramadhan.

“Tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat dalam menyambut bulan suci adalah Seraut atau membersihkan muka sebagai simbol membersihkan diri dan jiwa. Sehingga, apa yang dilihat, dicium, didengar dan dibicarakan adalah sesuatu yang bersih,” terang budayawan NTB Mi Jagat, beberapa waktu lalu.

Intinya, urai Mi Jagat, mewujudkan bersih sebagai bagian dari iman. Selain itu, masyarakat Sasak pun banyak melakukan rowah atau begawe. Yakni, setiap tiga hari menjelang bulan Ramadhan, masyarakat berekonomi mapan mengundang masyarakat dan kiai ke rumahnya untuk melakukan doa bersama.

 

Sementara itu, bagi masyarakat dengan ekonomi ke bawah mengapresiasi datangnya bulan Ramadhan dengan melaksanakan Beratong Dulang.

Tradisi mengantarkan dulang (makanan) pada sore hari mencapai lima sajian untuk para kiai. Harapannya, para kiai mendoakan keluarganya yang sudah meninggal.

 

“Disitulah niatnya untuk mendoakan si Fulan. Itu proses beratong menyambut Ramadhan dan tidak perlu mengundang masyarakat. Orang tua kami mengimani bahwa orang yang meninggal itu menunggu kiriman doa dari keluarganya,” katanya.

 

Menurutnya, makanan atau sajian yang dikirm kepada kiai bisa berisi ketupat atau lontong dan varian lauk pauk seperti urap, serundeng, pelalah, dan daging ayam. Semua tergantung dari kemampuan masyarakat itu sendiri.

 

Tidak kalah dengan itu, kalangan pemuda menyambut bulan Ramadhan dengan melakukan bebedug pada dua hari menjelang bulan suci.

“Itu dilakukan sebagai pertanda akan datangnya bulan penuh berkah itu. Serta ada juga pemuda yang melaksanakan permainan tradisional betemplekan,” urai Mi Jagat.

Terpopuler