REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menunaikan ibadah umrah di bulan suci Ramadhan merupakan waktu yang paling banyak diburu oleh jamaah dari seluruh penjuru dunia.
Namun, dampak gelombang panas juga mulai terasa di Mekkah. Jamaah umrah pun harus punya strategi menahan lapar dan dahaga selama seharian penuh di tengah suhu yang terik.
“Biasanya, dalam keadaan berpuasa daya tahan tubuh relatif menurun. Hal itu bisa disebabkan karena kurangnya asupan makanan, kondisi cuaca yang kurang mendukung, dan tubuh terlalu terekspos untuk aktivitas yang tidak diperlukan,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes)Kementerian Kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama.
Ia menyarankan, para jamaah agar memanfaatkan waktu di malam hari untuk mengonsumsi makanan yang baik dan bergizi, di samping beribadah. Pada siang hari, sebaiknya menghindari aktivitas yang tidak perlu atau tidak berhubungan dengan ibadah.
Selanjutnya, menjaga kondisi tubuh dari interaksi antarjamaah dengan senantiasa mengenakan masker dan mencuci tangan memakai sabun secara rutin.
Bagi yang sudah memiliki riwayat penyakit tertentu, hendaknya melakukan kontrol sebelum berangkat ke Tanah Suci dan membawa obat yang diperlukan sesuai anjuran dokter. Sementara konsumsi suplemen, menurutnya, diperbolehkan untuk mempertahankan daya tahan tubuh.