REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Memasuki H+7 lebaran Idul Fitri, arus balik menuju arah Jakarta yang melewati jalur pantura Cirebon, ternyata masih padat, Senin (4/8). Bahkan, antrian kendaraan di dalam tol Palikanci Cirebon mencapai 25 km.
Management Traffic Tol Palikanci, Agus Hartoyo, mengaku, kendaraan di dalam jalan tol hanya bisa berjalan merayap dengan kecepatan kurang dari 20 km per jam. Akibatnya, jarak 15 km harus ditempuh dalam waktu 3,5 jam.
Berdasarkan informasi, antrian kendaraan di dalam tol Palikanci mencapai 25 km. Padahal, total panjang jalan tol hanya 26 km. ‘’Kami hanya mengoperasikan empat gardu dari 15 gardu. Kalau 15 gardu dibuka, antrian bisa semakin panjang,’’ kata Agus.
Menurut Agus, panjangnya antrian kendaraan di dalam tol disebabkan padatnya jalur pantura. Dengan demikian, kendaraan di dalam tol tidak bisa keluar dengan cepat.
Untuk mengurai panjangnya antrian, petugas mengeluarkan kendaraan dari pintu tol Plumbon. Setelah itu, kendaraan diarahkan menuju Palimanan - Kadipaten (Majalengka) - Cijelag atau jalur tengah Cirebon - Bandung.
Ternyata, di jalur tengah Cirebon-Bandung terdapat Pasar Parapatan, yang sedang memasuki hari pasaran. Pasar yang ada di daerah Majalengka itu memang memasuki hari pasaran setiap Senin dan Kamis. Akibatnya, laju kendaraan kembali tersendat hingga menimbulkan antrian panjang.
Untuk mencegah lebih parahnya antrian, kendaraan yang keluar dari pintu tol Plumbon dibelokkan ke kanan masuk ke Kedawung - Gunung Jati – Kapetakan – Karangampel - Celeng.
Namun, di daerah Gunung Jati ternyata sedang berlangsung tradisi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Kanoman.
Dampaknya, kendaraan kembali mengalami kepadatan saat melintasi titik tersebut. Pasalnya, ribuan warga dari berbagai daerah datang mengikuti tradisi tersebut.
Penguraian kendaraan juga dilakukan jajaran Polres Cirebon pada kendaraan yang sedang mengantri dari Plumbon hingga Palimanan. Yakni kendaraan dibelokkan ke kiri menuju Kramat, yang merupakan jalur alternatif Cirebon - Majalengka.
Namun, di Kramat ternyata terjadi pertemuan kendaraan pemudik dengan bus-bus besar yang sebelumnya telah dibelokkan dari Kanggraksan, Kota Cirebon.
Selain tingginya volume kendaraan dan adanya titik-titik sumber kemacetan, kondisi kepadatan di jalan raya juga diperparah dengan beroperasinya kembali truk-truk sumbu dua ke atas mulai H+7. Keberadaan mereka turut berjubel di antara kendaraan para pemudik maupun warga sekitar.
Kapolres Cirebon, AKBP Irman Sugema, menjelaskan, hingga H+10 mendatang, kendaraan yang biasanya melalui jalur selatan dialihkan ke pantura. Pasalnya, terjadi kemacetan di daerah Malangbong hingga Cileunyi. ‘’Semua kendaraan memang lewat pantura,’’ ujar Irman menjelaskan.