Belajar dari Rusaknya Jembatan Comal dan Cibaruyan

Red: Agung Sasongko

Ahad 03 Aug 2014 06:01 WIB

Angkutan truk parkir di tepi jalan kawasan Pemalang, Jawa Tengah, Senin (21/7). Angkutan truk ini masih menunggu perbaikan Jembatan Comal yang ambles pada Jumat (18/7) kemarin. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Angkutan truk parkir di tepi jalan kawasan Pemalang, Jawa Tengah, Senin (21/7). Angkutan truk ini masih menunggu perbaikan Jembatan Comal yang ambles pada Jumat (18/7) kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, COMAL -- Rusaknya dua jembatan yang sangat vital bagi jalur mudik, yaitu Jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah, dan Jembatan Cibaruyan di Ciamis, Jawa Barat, benar-benar mengajarkan sesuatu bagi pihak yang melakukan persiapan arus mudik.

Organisasi Supply Chain Indonesia menyatakan kerusakan Jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah, menambah peningkatan biaya logistik sehingga diharapkan perbaikan dapat dilakukan dengan cepat dan benar-benar kokoh.

"Kerusakan Jembatan Comal diperkirakan berdampak terhadap peningkatan biaya pengangkutan 10-25 persen yang setara dengan peningkatan biaya logistik sebesar 7-17,5 persen," kata Ketua Supply Chain Indonesia Setijadi, belum lama ini.

Menurut dia, kerugian itu dinilai cukup besar antara lain karena sekitar 80 persen pengiriman barang di jalur Pantura menggunakan moda transportasi yang melewati jembatan tersebut. Jembatan dengan panjang 120 meter dengan lebar 2x6 meter dan dibangun pada 2003 (arah menuju Jakarta) dan 1989 (arah menuju Semarang) itu ambles sejak Kamis (17/7) malam.

Akibatnya, jalur lalu lintas lumpuh dari Jakarta ke Semarang dan sebaliknya sehingga lalu lintas di lokasi tersebut harus dialihkan. Namun, Jembatan Comal yang terletak di ruas Pantura itu sejak Kamis (24/7) pagi sekitar pukul 02.00 WIB bisa beroperasi untuk kendaraan kecil.

Kerusakan Jembatan Comal itu sendiri diduga sebagai akibat kerusakan struktur bagian bawah jembatan tersebut akibat dari tergerus banjir pada Februari 2014. Untuk itu, ujar Setijadi, pemerintah didesak perlu mengambil langkah antisipasi untuk mengurangi potensi terulangnya kejadian nahas tersebut, terutama dengan peningkatan pengawasan dan pemeliharaan infrastruktur transportasi.

Pemerintah sendiri masih menghitung potensi kerugian ekonomi akibat rusaknya Jembatan Comal Pemalang hingga menyebabkan arus lalu lintas di Jalur Pantai Utara Jawa Tengah terganggu. "Belum dihitung, tapi yang pasti tidak sampai mengganggu arus distribusi," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung di Semarang, Sabtu (26/7).

Ia memastikan jalur distribusi pangan di Jawa Tengah dan Jawa Timur tetap aman. Terlebih lagi, lanjut dia, dengan perbaikan sementara yang dilakukan sebagian jalur yang melalui jembatan itu mulai pulih.

"Perbaikan diperkirakan butuh tiga hingga empat bulan, namun saya minta dipercepat," katanya.

Terpopuler